Dikutip dari situs Telegraf, Djokovic ditahan sendirian di sebuah ruangan yang dijaga oleh dua polisi ketika menunggu persetujuan visanya.
Selama ditahan, Djokovic dikabarkan tidak boleh berkomunikasi dengan siapa pun termasuk dengan pelatihnya, Goran Ivanisevic.
Tidak hanya itu, ponsel Djokovic juga disita oleh otoritas setempat.
Hal itulah yang membuat Telegraf menyebut Djokovic diperlakukan seperti seorang kriminal oleh pemerintah Australia.
Baca juga: Djokovic Jaga Nama Besar The Big 3 Saat Nadal dan Federer Tenggelam
"Djokovic ditahan. Mereka (Australia) memperlakukan Djokovic seperti seorang kriminal di sebuah ruangan. Itulah perlakukan otoritas Australia terhadap petenis terbaik di dunia," bunyi pemberitaan Telegraf.
Ayah Novak Djokovic, Srdjan Djokovic, juga sempat mengungkapkan kekecewaannya setelah anaknya ditahan selama lebih dari tiga jam oleh otoritas Australia.
"Mereka menahan anak saya sebagai tawanan. Jika mereka tidak membebaskan Djokovic dalam setengah jam ke depan, kami akan melawan mereka," kata Srdjan setelah Djokovic ditahan selama kurang lebih enam jam.
"Saat ini Djokovic ditempatkan di sebuah ruangan dan tidak ada yang bisa masuk ke sana. Ada dua polisi di depan ruangan," ujar Srdjan menambahkan.
Setelah hampir tujuh jam ditahan, Djokovic pada akhirnya harus menerima kenyataan bahwa visanya untuk masuk ke Australia ditolak oleh pemerintah setempat.
Secara garis besar, Djokovic gagal menunjukkan bukti bahwa dirinya tidak layak divaksinasi karena alasan medis untuk masuk ke Australia.
Baca juga: Novak Djokovic Ingin Balas Dendam, Mengapa?
Otoritas setempat juga meminta agar Djokovic segera meninggalkan Australia hari ini, Kamis (6/1/2022) waktu setempat.
Namun, Djokovic kemungkinan besar tidak akan meninggalkan Australia dalam waktu dekat karena tim pengacaranya dikabarkan ingin mengajukan banding.
Kabar ini tentu sangat mengecewakan bagi Novak Djokovic yang berambis mempertahankan gelar juara Australia Open.
Tidak hanya itu, Novak Djokovic juga sedang berupaya mengukir rekor sebagai petenis pertama yang berhasil meraih 21 trofi Grand Slam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.