NEW YORK, KOMPAS.com - Hingga kini, belum ada informasi kapan Asosiasi Tenis Wanita (WTA) kembali menggelar turnamen di China.
Pada masa pandemi 2020-2021 WTA banyak membatalkan turnamen di Asia, termasuk di China.
Final tur akhir tahun di China kemudian bergeser ke Meksiko.
Baca juga: 3 Petenis Ini Jadi Pendukung WTA
Tiga petenis ini menjadi pendukung WTA menunda semua perhelatan tenis WTA di China.
Para petenis dunia yang ikut mendukung kebijakan WTA antara lain Billie Jean King, pendiri turnamen WTA.
Ada juga mantan petenis nomor satu tunggal putra Andy Roddick dan petenis nomor satu dunia Novak Djokovic.
Sejatinya, WTA berisiko kehilangan uang di China.
Uang itu berasal dari perhelatan-perhelatan turnamen tenis wanita di Negeri Tirai Bambu tersebut.
WTA menunda turnamen-turnamennya di China sebagai bentuk dukungan bagi perlindungan terhadap petenis China Peng Shuai.
Peng Shuai menjadi perhatian internasional lantaran hampir tiga pekan absen di depan umum.
Peng Shuai pada awal November 2021 memosting pesan di media sosial yang menyebutkan mantan wakil perdana menteri China, Zhang Gaoli melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
Kepala Eksekutif WTA Steve Simon mengatakan pihaknya tak bisa meminta atlet berlaga di China sementara Peng Shuai tak mendapatkan izin berkomunikasi secara bebas.
"Saya melihat, tampaknya Peng Shuai telah ditekan untuk membantah tuduhan pelecehan seksual itu," ujar Steve Simon.
Steve Simon juga menyebut bahwa pihaknya menghadapi risiko jika pemain dan staf mengadakan acara di China pada 2022.
Kebijakan terkini WTA, jelas Steve Simon adalah menangguhkan turnamen yang akan digelar di China.