Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Daniel Tangkas Sianturi
Praktisi HR

Praktisi HR dan pengamat olahraga

Ballon d'Or 2021, Rindu untuk Maradona dan Bangga bagi Messi!

Kompas.com - 30/11/2021, 13:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BAGI saya, sepak bola bukan hanya sekadar hobi. Sepak bola telah menjadi candu, meski kenyataannya saya bukan seorang pemain baik di lapangan hijau maupun dalam video game.

Satu yang pasti, rasa cinta saya terhadap sepak bola diawali dengan kekaguman terhadap sosok Diego Armando Maradona.

Kepiawaian memainkan bola, liukan dahsyat, dan gol-gol cantik Maradona pada panggung Piala Dunia 1986 yang juga membawa saya punya perasaan fanatisme terhadap tim nasional Argentina.

Barangkali, saya hanya tidak akan menjagokan Argentina ketika Tim Tango berhadapan dengan tim nasional kita, Indonesia.

Diego Maradona juga memperkenalkan kepada saya bagaimana harus menangis dalam sebuah kekalahan dan juga keterpurukan.

Akan tetapi, secara tidak langsung, saya juga membenci Maradona karena perilaku buruknya.

Saya tidak akan membenarkan sedikitpun penyalahgunaan narkoba serta sejumlah skandal lain yang pernah dilakukannya.

Baca juga: Mengenang Satu Tahun Meninggalnya Diego Maradona

Pada 25 November 2020, Maradona berpulang kepada Sang Pencipta akibat serangan jantung pada usia 60 tahun.

Satu fakta yang pasti, hingga Maradona dicukupkan umurnya di dunia ini, Argentina belum lagi meraih gelar juara di sejumlah turnamen besar, baik itu Piala Dunia maupun Copa America.

Padahal, sejumlah pemain berbakat silih berganti hadir membela seragam Biru Langit Argentina.

Sosok yang paling fenomenal dalam dua dekade ke belakang tentu saja Lionel Messi.

Diego Maradona dan Lionel Messi bahkan pernah dalam kereta mimpi yang sama, tepatnya pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Namun, langkah Argentina di bawah asuhan Diego Maradona saat itu harus terhenti di babak perempat final usai dibungkam Jerman dengan skor telak 0-4.

Lionel Messi tak menyerah dan terus meningkatkan diri menjadi pemain yang luar biasa, baik di level klub maupun level timnas.

Perjalanan terjal pun Messi lewati hingga ke Stadion Maracana di Brasil pada final Piala Dunia 2014.

Tak perlu lagi saya membahas cerita saat itu. Sudah usang juga rasanya menyelami hasil-hasil final Copa America dalam dua tahun beruntun setelahnya.

Pemain Jerman Bastian Schweinsteiger merangkul pemain Argentina Lionel Messi setelah Jerman mengalahkan Argentina 1-0 di final Piala Dunia 2014 di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (13/7/2014) atau Senin dini hari WIB.AFP PHOTO / ADRIAN DENNIS Pemain Jerman Bastian Schweinsteiger merangkul pemain Argentina Lionel Messi setelah Jerman mengalahkan Argentina 1-0 di final Piala Dunia 2014 di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (13/7/2014) atau Senin dini hari WIB.

Kegagalan demi kegagalan menjadi teman setia bagi Lionel Messi saat berseragam dan memegang ban kapten La Albiceleste.

Semua itu seperti berbanding terbalik dengan pencapaiannya saat bermain di level klub.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Liga Inggris
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Liga Italia
Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Liga Italia
MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

Liga Inggris
Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Internasional
Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Liga Lain
Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Sports
Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Liga Indonesia
Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

Sports
Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Sports
Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Liga Inggris
Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Liga Spanyol
Saat Legenda Timnas Indonesia 'Angkat Topi' untuk Ernando Ari...

Saat Legenda Timnas Indonesia "Angkat Topi" untuk Ernando Ari...

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com