BAGI saya, sepak bola bukan hanya sekadar hobi. Sepak bola telah menjadi candu, meski kenyataannya saya bukan seorang pemain baik di lapangan hijau maupun dalam video game.
Satu yang pasti, rasa cinta saya terhadap sepak bola diawali dengan kekaguman terhadap sosok Diego Armando Maradona.
Kepiawaian memainkan bola, liukan dahsyat, dan gol-gol cantik Maradona pada panggung Piala Dunia 1986 yang juga membawa saya punya perasaan fanatisme terhadap tim nasional Argentina.
Barangkali, saya hanya tidak akan menjagokan Argentina ketika Tim Tango berhadapan dengan tim nasional kita, Indonesia.
Diego Maradona juga memperkenalkan kepada saya bagaimana harus menangis dalam sebuah kekalahan dan juga keterpurukan.
Akan tetapi, secara tidak langsung, saya juga membenci Maradona karena perilaku buruknya.
Saya tidak akan membenarkan sedikitpun penyalahgunaan narkoba serta sejumlah skandal lain yang pernah dilakukannya.
Baca juga: Mengenang Satu Tahun Meninggalnya Diego Maradona
Pada 25 November 2020, Maradona berpulang kepada Sang Pencipta akibat serangan jantung pada usia 60 tahun.
Satu fakta yang pasti, hingga Maradona dicukupkan umurnya di dunia ini, Argentina belum lagi meraih gelar juara di sejumlah turnamen besar, baik itu Piala Dunia maupun Copa America.
Padahal, sejumlah pemain berbakat silih berganti hadir membela seragam Biru Langit Argentina.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.