Rekor
Hingga kini, berbagai kalangan memang tengah berupaya menanggulangi merebaknya pandemi corona.
Berbagai cara pengobatan pun tengah berlangsung untuk setidaknya meredam laju terinfeksi virus corona ini.
Informasi mengenai penanganan virus ini mengemuka juga dari pemegang produk Onoiwa MX.
Dalam informasi terkini, Onoiwa MX mecatatkan rekor dari Museum Rekor Indonesia (Muri) pada Kamis (21/10/2021) untuk kategori poliherbal pertama yang melakukan uji klinis terhadap pasien Covid-19 dan penelitian itu dipublikasikan di jurnal internasional.
Hasil penelitian uji klinis itu terbit di European Journal of Molecular and Clinical Medicine pada Juli 2021 dan Teikyo Medical Journal Volume 44 Issue 4 pada Agustus 2021.
Teikyo Medical Journal merupakan jurnal medis terindeks scopus yang diterbitkan oleh Teikyo University School of Medicine sejak 1990.
Jurnal tersebut menerima hasil penelitian medis termasuk kedokteran, farmasi, biokimia, psikologi, dan sejenisnya.
"Kami berharap inovasi produkNucleus Farma tidak sampai saat ini saja melainkan semakin terus berkembang dan diikuti oleh pelaku bisnis lain," ujar Sri Widayati, Representatif Muri, dalam keterangan resmi, Jumat (22/10/2021).
Ia mengakui bahwa yang diterima Nucleus Farma merupakan rekor pertama yang dikeluarkan Muri dalam kategori penemuan dan penelitian di bidang kesehatan.
Onoiwa MX merupakan poliherbal karena menggabungkan ekstrak Channa striata (ikan gabus), Curcuma xanthoriza (temulawak), dan Moringa oleifera (daun kelor).
Penelitian ini dilakukan oleh Guru Besar Bidang Farmakologi Bahan Alam Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Prof. Dr. apt. Syamsuddin, M.Biomed dan praktisi dokter ahli spesialis paru dr. Lusi Nursilawati Syamsi, Sp.P.
Keduanya meneruskan penelitian untuk melihat potensi antiinflamasi dan antioksidan pada Onoiwa MX yang dapat berperan sebagai terapi adjuvant (yang membantu) untuk meningkatkan efektivitas pengobatan standar Covid-19.
Dalam penelitian, Syamsuddin dan Lusi menemukan kombinasi pemberian ketiga ekstrak bahan alami itu dapat melengkapi pengobatan Covid-19 sebagai terapi adjuvant, terutama untuk pasien dengan pneumonia ringan dan sedang.
Lusi menjelaskan subjek penelitian ialah pasien dengan konfirmasi PCR kemungkinan/positif dengan pneumonia Covid-19 sedang setelah memenuhi kriteria inklusi.
"Sebanyak 48 subjek diperoleh dan dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan masing-masing 24 pasien. Tiga variabel dianalisis secara bivariat, yaitu LOS, mMRC, dan CRP," ujarnya.
Menyambut seruan Muri, CEO Nucleus Farma Edward Basilianus mengatakan siap mendukung dan berkontribusi sebagai produsen obat tradisional di dunia kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
"Khususnya dalam hal ini, kami sangat mendorong produk unggulannya dilengkapi dengan hasil penelitian dan terpublikasi ilmiah," tuturnya.
Selain Edward, Nucleus Farma dipimpin dua BOD yakni Henryanto Komala dan Sucipto Kokadir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.