KOMPAS.com - Petinju asal Inggris, Tyson Fury, kembali berhasil menumbangkan Deontay Wilder untuk mempertahankan sabuk juara dunia tinju kelas berat WBC.
Duel trilogi Tyson Fury vs Deontay Wilder dihelat di T-Mobile Arena, Nevada, Amerika Serikat, pada Minggu (10/10/2021) siang WIB.
The Gipsy King, julukan Tyson Fury, dinyatakan sebagai pemenang setelah berhasil membuat Deontay Wilder tersungkur tak berdaya pada ronde ke-11.
Kunci kemenangan Tyson Fury kali ini adalah pukulan keras hook tangan kanannya mengarah tepat ke dagu Deontay Wilder yang sudah kehilangan keseimbangan.
Ini adalah kali kedua Tyson Fury berhasil menumbangkan Deontay Wilder.
Tyson Fury sebelumnya sukses mempermalukan Deontay Wilder saat melakoni rematch atau pertarungan kedua mereka di MGM Grand Arena, Los Angeles, Amerika Serikat, pada Februari 2020.
Baca juga: Usai Dipukul KO Tyson Fury, Wilder Langsung Dilarikan ke Rumah Sakit
Kala itu Tyson Fury berhasil membuat telinga kiri Deontay Wilder berdarah pada ronde ketiga, juga berkat pukulan hook tangan kanan.
Pukulan hook tersebut sekaligus menjadikan Tyson Fury petinju pertama yang berhasil membuat Deontay Wilder terjatuh di atas kanvas.
Tepat pada ronde ketujuh, Tyson Fury dinyatakan sebagai pemenang setelah kubu Deontay Wilder melempar handuk putih ke dalam ring tanda menyerah.
Kemenangan itulah yang membuat Tyson Fury berhasil merebut sabuk juara dunia tinju kelas berat WBC milik Deontay Wilder.
Sekitar 20 bulan berselang, Tyson Fury sukses mempertahankan sabuk tersebut dengan memukul KO Deontay Wilder di T-Mobile Arena.
Perjalanan Tyson Fury untuk kembali ke level teratas dunia tinju kelas berat sangat berliku dan tidak mudah.
Baca juga: Pukul KO Deontay Wilder, Tyson Fury Ubah Ring Tinju Jadi Arena Karaoke
Tyson Fury sempat terpuruk menghadapi depresi sampai nyaris bunuh diri karena berbagai masalah mulai dari kecanduan narkoba dan alkohol, menderita obesitas, hingga hampir dicampakkan istrinya, Paris Fury.
Periode sulit kehidupan dan karier Tyson Fury dimulai pada akhir 2014. Tyson Fury saat itu sangat depresi setelah istrinya keguguran dan kehilangan pamannya pada waktu bersamaan.
Meski sangat berat, Tyson Fury berusaha menerima dan memilih menyimpan penderitaan tersebut.
Tyson Fury bahkan berhasil menumbangkan Wladimir Klitschko via angka mutlak pada November 2015.
Kemenangan itu membuat Tyson Fury berhak memakai mahkota raja tinju kelas berat karena berhasil memegang empat sabuk sekaligus, yakni WBA Super, IBF, WBO, dan IBO.
Tepat pada 8 April 2016, Tyson Fury dan Klitschko mengumumkan kesepakatan duel rematch. Tyson Fury dan Klitcschko saat itu menyepakati untuk tandin ulang pada Juli 2016.
Namun, duel kedua Tyson Fury vs Klitcscko yang sempat ditunda sampai Oktober 2016 itu terpaksa dibatalkan karena berbagai alasan.
Baca juga: Tyson Fury Vs Deontay Wilder: The Gypsy King Sebut Sang Lawan Idiot
Pertama, Tyson Fury didakwa mengunakan zat terlarang oleh Badan Anti-Doping Inggris (UKAD) pada April 2016. UKAD saat itu menemukan kandungan zat ilegal nandrolone dalam sampel darah Tyson Fury dari sampel 16 bulan sebelumnya.
Kedua, Tyson Fury menderita cedera ankle pada Juni 2016 atau sekitar dua pekan sebelum jadwal awal duel rematch kontra Klitschko.
Ketiga, ketika menderita cedera ankle, Tyson Fury terbukti menggunakan kokain sekitar satu bulan sebelum menghadapi Klitschko.