JAKARTA, KOMPAS.com - Atlet paralimpiade Indonesia mesti memperhatikan faktor "U" alias faktor usia meraih prestasi.
Lantaran pertimbangan itu pula, ketua Umum Komite Paralimpiade Indonesia (NPC) Senny Marbun menyampaikan pesan agar pemerintah daerah memberdayakan pembinaan atlet penyandang disabilitas.
Baca juga: Jumlah Medali Indonesia di Ajang Paralimpiade dari Masa ke Masa
"Upaya regenerasi atlet penyandang disabilitas menjadi perhatian sehingga prestasi Indonesia di Paralimpiade bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan," kata Senny Marbun, hari ini.
Catatan NPC menunjukkan bahwa ada 20 dari 34 provinsi di Indonesia belum melakukan pembinaan untuk para atlet penyandang disabilitas.
"Masih banyak yang memarginalkan kami," kata Senny Marbun.
Lebih dari 30 tahun
Senny dalam catatannya menunjukkan bahwa sejumlah atlet yang berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020 ada yang berusia lebih dari 30 tahun.
Pada Paralimpiade Paris 2024, ada empat atlet yang sudah memasuki usia di atas 30 tahun.
Peraih emas bulu tangkis Paralimpiade Tokyo 2020 Leani Ratri Oktila akan mencapai usia 33 tahun dan Hary Susanto sudah mencapai 49 tahun.
Pada 2024 nanti, peraih perak angkat besi Ni Nengah Widiasih sudah berusia 31 tahun.
Kemudian, peraih perunggu tenis meja David Jacobs, pada 2024 akan merayakan HUT ke-47.
Pada Paralimpiade Tokyo 2020, kontingen Indonesia sukses melampaui target yakni 1 emas, 1 perak, dan 1 perunggu.
Faktanya, Indonesia membawa pulang 2 emas, 3 perak, dan 4 perunggu.
Indonesia berada di urutan ke-43 klasemen akhir.
Atlet Leani Ratri Oktila menjadi peraih medali terbanyak untuk kontingen Indonesia.