TOKYO, KOMPAS.com - Peralihan kekuasaan di Afghanistan membuat para atlet penyandang disabilitas dari negara itu terpaksa tak ambil bagian dalam Paralimpik Tokyo 2020.
Terkini, atlet putri para-taekwondo Afghanistan Zakia Khudadadi dan sekondannya, atlet putra para-taekwondo Hossain Rasouli batal bertolak dari Kabul ke Tokyo.
Baca juga: Gelombang Pengungsi dari Afghanistan dan Respons Internasional
Kendati demikian, Kepala Komite Paralimpiade Internasional (IPC) Andrew Parsons menyebut bahwa Afghanistan tetap akan hadir pada pesta akbar olahraga multicabang bagi para atlet penyandang disabilitas itu.
Baca juga: Mengapa Taliban Tak Campuri Olahraga Kriket? Ternyata,...
"Tetap ada 'wakil' Afghanistan di perhelatan ini," kata Andrew Parsons, hari ini.
Andrew Parsons menyebut, "wakil" Afghanistan adalah bendera negara itu.
"Bendera Afghanistan akan dikibarkan pada Seremoni Pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020," ucap Andrew Parsons.
Lebih lanjut Andrew Parsons menyebut bahwa pihaknya sudah meminta tolong Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) menjadi lembaga yang mengibarkan bendera Afghanistan.
"Pengibaran bendera Afghanistan adalah bentuk solidaritas Paralimpiade Tokyo 2020 kepada negara tersebut," ucap Andrew Parsons.
Paralimpiade Tokyo 2020 akan berlangsung mulai Selasa (24/8/2021) sampai dengan Minggu (5/9/2021).
Pemerintah Jepang pada Selasa (17/8/2021) membuka kembali Perkampungan Atlet Tokyo untuk menghadapi perhelatan Paralimpiade Tokyo 2020.
"Kami masih memerangi pandemi Covid-19," kata pernyataan pemerintah Jepang.
Lantaran kebijakan itu, Paralimpiade Tokyo 2020 akan bernasib sama dengan Olimpiade Tokyo 2020.
"Paralimpiade Tokyo 2020 akan dilaksanakan tanpa penonton," kata CEO Tokyo 2020 Seiko Hashimoto.
Setidaknya, ada tiga syarat yang menjadi kewajiban selama Paralimpiade Tokyo 2020.
Pertama, para peserta wajib melaksanakan tes Covid-19 harian.