TOKYO, KOMPAS.com - Menurut rencana, sebagaimana halnya Olimpiade Tokyo 2020, penyelenggaraan Paralimpik Tokyo 2020 akan berlangsung tanpa kehadiran langsung penonton.
"Namun kami mempertimbangkan bahwa siswa sekolah bisa diperkenankan hadir menyaksikan laga-laga Paralimpik Tokyo 2020," kata CEO Tokyo 2020, Seiko Hashimoto.
Baca juga: Jepang Persiapkan Paralimpik Tokyo 2020 di Tengah Pandemi Covid-19
Jepang dan berbagai pihak terkait olahraga masih mempersiapkan pergelaran Paralimpik Tokyo 2020.
Paralimpik tersebut terselenggara dalam kondisi masih tingginya angka pandemi Covid-19 di Jepang.
Paralimpik Tokyo 2020 akan berlangsung mulai Selasa (24/8/2021) sampai dengan Minggu (5/9/2021).
Berkenaan dengan pandemi corona, per Kamis (5/8/2021), jumlah kasus terinfeksi di Tokyo mencapai 5.024.
Tokyo sudah empat kali berada dalam status darurat pandemi Covid-19.
Total kasus pandemi corona di Jepang sudah mencapai lebih dari sejuta kasus terinfeksi.
Tanpa penonton
Sebelumnya, pemangku kepentingan Olimpiade Tokyo 2020, termasuk Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Tokyo 2020 sudah berketetapan bahwa pesta olahraga multicabang terbesar di dunia ini berlangsung tanpa kehadiran penonton.
"Kebijakan ini untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19," kata CEO Tokyo 2020 Seiko Hashimoto.
Kebijakan tanpa penonton memang membuat pukulan finansial bagi penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020.
Kebijakan tanpa penonton membuat pemasukan dari penjualan tiket sama sekali kosong.
Sebelumnya, penyelenggara berharap bisa menempatkan sekitar 50 persen dari kapasitas stadion dalam setiap laga bagi penonton domestik.
Namun, kebijakan itu lalu dihapuskan demi mencegah meluasnya pandemi Covid-19 di tengah status darurat bagi Tokyo.