KOMPAS.com - Pelari asal Inggris Raya Katarina Johnson-Thompson mengundang apresiasi haru saat ia menyelesaikan nomor 200 meter di cabang heptathlon dengan terpincang-pincang menuju garis finish.
Pelari tim Inggris Raya tersebut menderita cedera betis saat tengah berlari di lengkungan lintasan pada nomor 200 meter cabang heptathlon pada Rabu (4/8/2021).
Ia pun terpaksa terduduk di lintasan dan mendapat perhatian dari tim medis.
Akan tetapi, pelari asal Liverpool tersebut menolak dibawa keluar lintasan dengan kursi roda .
Katarina Johnson-Thompson melawan rasa sakit dan berlari terpincang-pincang melintasi garis finis.
Momen ini mirip dengan apa yang terjadi ke Derek Redmond saat ia juga menolak kursi rodan dan berjalan terlunta-lunta untuk menyelesaikan lomba pada Barcelona 1992.
Kendati melewati garis finis, Johnson-Thompson akhirnya harus menerima didiskualifikasi karena meninggalkan garis lintasan larinya.
DISASTER for Katarina Johnson-Thompson who pulls up running the bend of the 200m in the final event of day 1 in the heptathlon.
She sunk to the floor, medics approached, but incredibly waves them away & limps through the finish. KJT is disqualified though after leaving her lane. pic.twitter.com/hB5cTGvpHz
— Nick Hope - the dyslexic journalist??????????????????????? (@NickHopeTV) August 4, 2021
Bintang lari asal Inggris tersebut memang menderita cedera achilles di kaki kiri beberapa bulan sebelum Olimpiade.
Ia datang ke Tokyo jauh dari kebugaran optimal.
Walau demikian, Johnson-Thompson datang ke nomor 200 meter di posisi kelima klasemen keseluruhan.
Sayang, cedera ini secara efektif membuat petualangannya di Olimpiade ini berakhir.
British Athletics mengumumkan mundurnya Johnson-Thompson dari cabang heptathlon Olimpiade dengan cedera betis kanan.
Mereka mengonfirmasi cedera ini berbeda dengan kondisi achilles yang ia alami.
"Fakta kalau achilles Katarina Johnson-Thompson bertahan artinya dia tak perlu menempuh operasi," tutur Michael Johnson, peraih empat medali emas Olimpiade, di BBC.
"Selalu ada kompensasi di tubuh kita sehingga bukan hal tidak wajar kalau ada problem lain terbentuk di bagian tubuh lain."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.