KOMPAS.com - Uang hadiah yang dibawa pulang pemenang medali emas Indonesia merupakan kedua tertinggi di dunia. Akan tetapi, pemerintah dan pebisnis top Filipina minggu ini mengerahkan jumlah yang lebih tinggi bagi atlet angkat besi mereka Hidilyn Diaz.
Sebelum ini, Kemenpora memastikan bahwa bonus bagi para peraih medali Olimpiade di Indonesia tetap sama dengan di Rio 2016. Nilai nominal tersebut dianggap masih relevan karena tertinggi kedua di dunia setelah Singapura dan diakui negara lain cukup besar.
"Bonus masih sama (dengan Olimpiade Rio 2016). Tidak ada perubahan. Emas Rp 5 miliar, perak Rp 2 miliar, dan perunggu Rp 1 miliar," kata Sesmenpora Gatot S Dewa Broto, dikutip dari Tribunnews.com pada awal Juli.
"Kami tidak ingin jor-joran, bukan karena faktor pandemi. Angka Rp 5 miliar menurut kami masih relevan diterima atlet saat ini," ucap Gatot, menambahkan ketika itu.
Apresiasi pemerintah bagi para atlet Indonesia ini merupakan yang terbesar kedua setelah bonus sebesar Rp 9,75 miliar dari Pemerintah Singapura kepada pemenang medali emas mereka.
Jumlah yang diterima peraih medali perunggu Indonesia masih akan melebihi uang hadiah bagi pemenang emas dari Australia atau Kanada.
Namun, ranking Indonesia di peringkat kedua pemberi apresiasi tersebut turun setelah pemerintah dan beberapa pejabat Filipina memberikan bonus raksasa kepada atlet angkat besi Hidilyn Diaz setelah ia memenangi medali emas di nomor 55 kilogram putri.
Ini merupakan medali emas pertama sepanjang sejarah partisipasi Filipina di Olimpiade.
Menurut laporan CNBC News, Diaz akan menerima 33 juta peso atau Rp sekitar 8,6 miliar dari pemerintah, beberapa pebisnis, serta politisi top negara tersebut.
Baca juga: Eko Yuli Irawan, Bangkit di Olimpiade Tokyo 2020 Setelah Sempat Dinilai Habis
Sebanyak 10 juta peso atau Rp 2,8 miliar bakal datang langsung dari Komisi Olahraga Filipina sesuai mandat hukum negara Presiden Rodrigo Duterte tersebut.
Ia juga bakal dihadiahi dua rumah dan penerbangan gratis dari dua maskapai.
Pertama adalah maskapai Air Asia dan kedua Philippine Airlines yang telah mencanangkan penerbangan gratis sejauh 80.000 mil per tahun untuk seumur hidup.
Jika ditotal, Philippine Star bahkan menaksir Hidilyn Diaz bakal menerima hampir 60 juta peso atau sekitar Rp 16 miliar.
Komite Olimpiade Internasional sendiri tak memberi hadiah bagi para peraih medali di Olimpiade.
Dengan demikian, jumlah hadiah dan insentif berbeda-beda tergantung dari asal mereka.
Baca juga: Rincian Bonus bagi Atlet Indonesia Peraih Medali Olimpiade Tokyo 2020
Dikutip dari Swim Swam, Kerajaan Inggris Raya tidak memberikan bonus bagi para pemenang medali. Namun, mereka mendedikasikan 345 juta poundsterling dana pemerintah dan lotre nasional untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo.
Sebanyak 61 juta poundsterling dari dana tersebut dialokasikan sebagai "Penghargaan Performa Atlet" walau tak seluruhnya berdasarkan keberhasilan atlet mendapatkan medali.
Sementara itu, Amerika Serikat memberikan 37.500 dollar AS atau Rp 541 juta untuk medali emas, 22.500 dollar AS atau Rp 325 juta bagi pemenang perak, dan 15.000 dollar AS atau Rp 216 juta bagi perunggu.
Uang itu bebas pajak kecuali apabila para atlet melaporkan penerimaan kotor di atas 1 juta dollar AS.
Kendati uang hadiah medali tergolong sangat kecil bagi negara setajir Paman Sam, atlet-atlet AS juga mendapat dukungan lain berupa asuransi kesehatan, akses ke fasilitas medis terbaik negeri tersebut, dan bantuan uang kuliah.
Adapun Pemerintah Singapura mengharuskan pemenang medali membayar pajak dan para penerima diperlukan untuk menyumbang sebagian porsi hadiah tersebut ke asosiasi nasional mereka untuk membantu pengembangan dan pelatihan usia dini.
Hal ini terjadi saat perenang Joe Schooling mendapat uang hadiah Rp 9,75 miliar setelah ia memenangi nomor 100 meter gaya kupu-kupu pada Rio 2016.
Bergeser ke Malaysia, pemenang medali emas negeri jiran tersebut akan mendapatkan 300.000 ringgit atau Rp 1 miliar, sedangkan medali perak akan dihadiahi 100.000 ringgit atau Rp 341 juta.
CNBC, berdasarkan penilaian seorang pakar firma konsultasi bernama Unmish Parthasarathi, mencatat bahwa perekonomian AS mendorong para atlet agar bisa lebih memonetisasi talenta-talenta mereka lewat sektor komersial.
Hal ini terlihat dari pendapatan megabintang tenis Naomi Osaka yang berkewarganegaraan Jepang, tetapi berdomisili di Beverly Hills, California, Amerika Serikat.
Ia meraup pendapatan hingga 55 juta dollar AS atau sekitar Rp 795 miliar dalam 12 bulan terakhir dan dinamakan sebagai atlet wanita dengan bayaran paling tinggi sepanjang masa.
Sementara itu, inisiatif negara-negara Asia seperti di Indonesia dan Singapura masih sangat tergantung dari pemerintah yang memakai jumlah hadiah lebih tinggi untuk mendorong berkembangnya kultur olahraga.
Baca juga: Keluarga, Motivasi Terbesar Ahsan/Hendra Saat Berjuang di Olimpiade Tokyo
Hal ini terbukti lagi dengan Hong Kong dan Thailand yang melengkapi empat besar pemberian bonus bagi para pemenang medali emas dari semua negara di dunia.
Pemerintah Hong Kong dan Thailand masing-masing memberikan 645.000 dollar AS dan 310.000 dollar AS bagi para pemenang medali emas mereka.
Kembali ke Indonesia, Menpora Zainudin Amali juga mengutarakan, semua atlet yang berangkat ke Olimpiade Tokyo 2020 bakal mendapat apresiasi dari pemerintah, tak hanya para pemenang medali.
Hal tersebut disampaikan Zainudin Amali saat menyambut rombongan pertama kontingen Indonesia yang tiba dari Tokyo pada Kamis (29/7/2021) malam WIB.
"Semua (atlet) yang sudah berangkat pasti ada apresiasi dari pemerintah," tuturnya, seperti dikutip Antara.
"Bentuknya seperti apa? Itu nanti akan kami umumkan."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.