KOMPAS.com - Pebulu tangkis Myanmar, Thet Htar Thuzar, harus melewati jalan terjal menuju Olimpiade Tokyo 2020. Meski mendapatkan hujatan dari rakyatnya sendiri, Thet Htar bertekad memberikan yang terbaik bagi negaranya.
Thet Htar Thuzar menjadi salah satu dari dua atlet Myanmar yang berlaga pada Olimpiade Tokyo 2020.
Selain Thet Htar, delegasi Myanmar lainnya yang tampil pada Olimpiade Musim Panas edisi ke-32 ini adalah atlet menembak putra, Ye Tun Naung.
Bagi Thet Htar Thuzar yang saat ini menempati ranking ke-65 dunia BWF, jalan menuju Olimpiade Tokyo 2020 bukanlah sesuatu yang mudah.
Sebab, pebulu tangkis berusia 22 tahun itu harus menghadapi hujatan dari rakyat Myanmar.
Baca juga: Hasil Badminton Olimpiade Tokyo - Impresif, Gregoria Kalahkan Wakil Myanmar
Melansir The Asahi Shimbun, Thet Htar menghadapi reaksi keras dari rakyat Myanmar setelah ia mengumumkan bakal menjadi bagian dari tim Myanmar pada Olimpiade Tokyo 2020.
Banyak warga Myanmar memandang partisipasi atlet lokal pada Olimpiade sebagai tanda tunduk kepada junta militer yang merebut kekuasaan dalam kudeta pada Februari lalu.
Melalui pesan di media sosialnya, Thet Htar mengungkapkan bahwa bermain di Olimpiade adalah salah satu mimpinya dan ia berharap bisa membuat teman-temannya tersenyum untuk sesaat di tengah kesulitan yang mereka hadapi.
"Saya akan berusaha menjadi perwakilan terbaik untuk semua rakyat Myanmar," kata Thet Htar Thuzar, seperti dimuat oleh surat kabar pemerintah Myanmar pada 7 Juli lalu.
Sayangnya, tekad Thet Htar untuk mengharumkan negara pada ajang Olimpiade Tokyo 2020 tak mendapatkan sambutan baik dari rakyat Myanmar.
Beberapa pengguna media sosial justru memberikan reaksi keras terhadap keputusan atlet kelahiran Yangon tersebut.
Baca juga: Thet Htar Thuzar Bangga Usai Berlaga kontra Gregoria Mariska: Pengalaman Hebat bagi Saya!
"Saya tidak akan mendukung Anda (di Olimpiade) jika Anda memilih untuk tidak bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil," kata salah satu dari mereka.
"Aku tidak lagi bangga padamu," kata yang lain.
Di tengah reaksi keras dari warga Myanmar, Thet Htar Thuzar dan satu atlet lainnya tetap berangkat menuju Tokyo.
Menurut Kementerian Informasi Myanmar, mereka meninggalkan negara tersebut pada 22 Juli lalu.