TOKYO, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ingin penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpik Tokyo belajar dari Euro 2020.
Menurut Kepala Teknis WHO untuk Covid-19 Maria van Kerkhove ada peningkatan jumlah terpapar virus ini saat kerumunan terjadi di stadion sepak bola penyelenggara Euro 2020.
"Kerumunan itu terjadi di pub dan bar kota-kota tuan rumah Euro 2020," ucap van Kerkhove.
Baca juga: Ini Jumlah Pasukan Bela Diri Jepang di Olimpiade Tokyo
"Hal ini menyebabkan ledakan pertumbuhan terinfeksi virus corona di Eropa," imbuh Maria van Kerkhove.
Maria menambahkan juga, Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Tokyo 2020 menjalankan rencana menjadikan perhelatan Olimpiade dan Paralimpik Tokyo sehat dan aman.
Kementerian Pertahanan Jepang sudah merilis jumlah pasukan Bela Diri Jepang yang bertugas di Olimpiade dan Paralimpik Tokyo.
Sebelumnya, penyelenggara Olimpiade dan Paralimpik Tokyo akhirnya meminta bantuan dari tentara.
Bantuan itu disampaikan melalui Kementerian Pertahanan.
"Sebanyak 8.500 Tentara Bela Diri Jepang akan bertugas menjaga keamanan di semua lokasi Olimpiade dan Paralimpik Tokyo," kata pernyataan Kementerian Pertahanan.
Besar kemungkinan, jumlah 10.000 penonton langsung Olimpiade Tokyo berkurang.
"Hal ini terkait dengan masih tingginya angka pandemi Covid-19 di Jepang," kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike, kemarin.
Pekan ini, Tokyo mencatatkan angka baru 660 infeksi Covid-19.
Angka ini adalah kenaikan hingga 100 kasus ketimbang sepakan sebelumnya.
Pemerintah Jepang, Kota Tokyo, dan penyelenggara Olimpiade serta Paralimpik Tokyo sudah berkumpul membahas mengenai hal itu pada Kamis (2/7/2021).
Namun demikian, keputusan mengenai hal tersebut belum terbentuk.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.