KOMPAS.com - Selama bertahun-tahun ada banyak pelatih yang mendapatkan label juru taktik genius dalam sepak bola, salah satunya adalah Helenio Herrera.
Herrera adalah otak di balik lahirnya La Grande Inter, generasi hebat Inter Milan yang berhasil menguasai sepak bola Italia dan Eropa pada era 1960-an.
Menukangi Inter Milan pada periode 1960-1968, Herrera sukses membawa klub berjulukan I Nerazzurri itu memenangi tiga scudetti (bentuk jamak dari scudetto) Serie A, dua trofi European Cup (sekarang Liga Champions), dan dua gelar Piala Interkontinental.
Tak hanya membuat Inter menjadi tim yang disegani di Eropa, Helenio Herrera yang meninggal dunia pada 1997 dikenal sebagai pelatih yang revolusioner.
Pria kelahiran Argentina itu dianggap sebagai Bapak Catenaccio, taktik pertahanan gerendel khas Italia.
Baca juga: Asal-usul Scudetto, Perisai Lambang Juara Liga Italia
Meski Catenaccio merupakan kata dalam bahasa Italia dan dipopulerkan oleh Helenio Herrera sewaktu melatih Inter Milan, filosofi tersebut sejatinya tidak lahir di Negeri Pizza.
Mengutip situs web Natter Football, gaya sepak bola sejenis Catenaccio pertama kali diadopsi oleh seorang pelatih kelahiran Austria, Karl Rappan.
Rappan merupakan pelatih tim nasional Swiss pada era 1930-an dan membesut tim sepak bola negara tersebut pada tiga periode berbeda.
Pada 1930-an, Rappan membawa timnas Swiss bangkit dengan menerapkan formasi 2-3-5 yang menitikberatkan pada sistem pertahanan berlapis.
Jurnalis Swiss kemudian menyebut gaya sepak bola yang diterapkan Rappan dengan nama verrou atau door bolt yang secara harfiah berarti kunci atau gerendel.
Taktik Karl Rappan itu sukses membawa Swiss menembus perempat final Piala Dunia 1938 dengan menyingkirkan Jerman pada putaran pertama.
Baca juga: Sejarah dan Profil Stadion Camp Nou, Markas Barcelona
Sistem permainan bertahan seperti yang diterapkan oleh Karl Rappan bersama timnas Swiss mulai berkembang di Italia ketika Giuseppe Viani menempatkan seorang libero atau sweeper saat melatih Salernitana.
Dalam bahasa Italia, libero berarti "bebas". Libero adalah bek tengah yang mundur dan memiliki tugas untuk menyapu bola-bola lepas serta mengadang pemain lawan yang berusaha menembus garis pertama pertahanan.
Nereo Rocco kemudian menerapkan sistem tersebut dan membawa klub kecil, Triestina, menjadi runner-up Serie A musim 1947-1948.
Rocco melanjutkan sistem permainan yang sama ketika menukangi Padova pada periode 1954-1961 dan meraih sukses besar saat melatih AC Milan.
Sistem tersebut semakin dikenal luas ketika Helenio Herrera menggunakannya ketika melatih Inter Milan.
Baca juga: Apa Itu Cedera Hamstring?
Herrera memodifikasi sistem verrou ala Karl Rappan dengan memasukkan unsur fleksibilitas pemain untuk melakukan serangan balik cepat dalam formasi 5-3-2.
Bentuk fleksibilitas yang diusung oleh Herrera terlihat pada sosok Giacinto Facchetti yang menjelma menjadi pemain tajam meski posisinya adalah full-back kiri.
Giacinto Facchetti & Helenio Herrera.#inter pic.twitter.com/ukC3H06uMn
— Olympia (@olympia_vintage) May 2, 2021
Ketika Inter Milan menjuarai Serie A musim 1965-66 di bawah asuhan Helenio Herrera, Facchetti mampu mencetak 10 gol dari 32 penampilan.
Meski memiliki Facchetti yang merupakan bek sayap tajam, Herrera tak melupakan faktor paling penting dalam sistem Catenaccio yaitu sweeper atau libero yang ditempati oleh kapten Inter saat itu, Armando Picchi.
Catenaccio versi Helenio Herrera menggunakan empat pemain bertahan yang akan menjaga penyerang lawan secara ketat dengan menerapkan man-marking.
Sementara itu, libero bertugas untuk membersihkan bola yang mengarah ke area pertahanan.
Catenaccio yang dalam bahasa Italia juga berarti kunci gerendel, pun semakin identik dengan sepak bola Italia.
Meski bukan orang pertama yang menerapkannya, nama Helenio Herrera akan selalu muncul pertama ketika membahas Catenaccio.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.