Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Catenaccio, Taktik Pertahanan Gerendel Khas Italia

Kompas.com - 07/05/2021, 09:00 WIB
Ervan Yudhi Tri Atmoko

Penulis

KOMPAS.com - Selama bertahun-tahun ada banyak pelatih yang mendapatkan label juru taktik genius dalam sepak bola, salah satunya adalah Helenio Herrera.

Herrera adalah otak di balik lahirnya La Grande Inter, generasi hebat Inter Milan yang berhasil menguasai sepak bola Italia dan Eropa pada era 1960-an.

Menukangi Inter Milan pada periode 1960-1968, Herrera sukses membawa klub berjulukan I Nerazzurri itu memenangi tiga scudetti (bentuk jamak dari scudetto) Serie A, dua trofi European Cup (sekarang Liga Champions), dan dua gelar Piala Interkontinental.

Tak hanya membuat Inter menjadi tim yang disegani di Eropa, Helenio Herrera yang meninggal dunia pada 1997 dikenal sebagai pelatih yang revolusioner.

Pria kelahiran Argentina itu dianggap sebagai Bapak Catenaccio, taktik pertahanan gerendel khas Italia.

Baca juga: Asal-usul Scudetto, Perisai Lambang Juara Liga Italia

Sejarah Catenaccio

Meski Catenaccio merupakan kata dalam bahasa Italia dan dipopulerkan oleh Helenio Herrera sewaktu melatih Inter Milan, filosofi tersebut sejatinya tidak lahir di Negeri Pizza.

Mengutip situs web Natter Football, gaya sepak bola sejenis Catenaccio pertama kali diadopsi oleh seorang pelatih kelahiran Austria, Karl Rappan.

Rappan merupakan pelatih tim nasional Swiss pada era 1930-an dan membesut tim sepak bola negara tersebut pada tiga periode berbeda.

Pada 1930-an, Rappan membawa timnas Swiss bangkit dengan menerapkan formasi 2-3-5 yang menitikberatkan pada sistem pertahanan berlapis.

Jurnalis Swiss kemudian menyebut gaya sepak bola yang diterapkan Rappan dengan nama verrou atau door bolt yang secara harfiah berarti kunci atau gerendel.

Taktik Karl Rappan itu sukses membawa Swiss menembus perempat final Piala Dunia 1938 dengan menyingkirkan Jerman pada putaran pertama.

Baca juga: Sejarah dan Profil Stadion Camp Nou, Markas Barcelona

Berkembang dan Populer di Italia

Sistem permainan bertahan seperti yang diterapkan oleh Karl Rappan bersama timnas Swiss mulai berkembang di Italia ketika Giuseppe Viani menempatkan seorang libero atau sweeper saat melatih Salernitana.

Dalam bahasa Italia, libero berarti "bebas". Libero adalah bek tengah yang mundur dan memiliki tugas untuk menyapu bola-bola lepas serta mengadang pemain lawan yang berusaha menembus garis pertama pertahanan.

Nereo Rocco kemudian menerapkan sistem tersebut dan membawa klub kecil, Triestina, menjadi runner-up Serie A musim 1947-1948.

Rocco melanjutkan sistem permainan yang sama ketika menukangi Padova pada periode 1954-1961 dan meraih sukses besar saat melatih AC Milan.

Sistem tersebut semakin dikenal luas ketika Helenio Herrera menggunakannya ketika melatih Inter Milan.

Baca juga: Apa Itu Cedera Hamstring?

Herrera memodifikasi sistem verrou ala Karl Rappan dengan memasukkan unsur fleksibilitas pemain untuk melakukan serangan balik cepat dalam formasi 5-3-2.

Bentuk fleksibilitas yang diusung oleh Herrera terlihat pada sosok Giacinto Facchetti yang menjelma menjadi pemain tajam meski posisinya adalah full-back kiri.

Ketika Inter Milan menjuarai Serie A musim 1965-66 di bawah asuhan Helenio Herrera, Facchetti mampu mencetak 10 gol dari 32 penampilan.

Meski memiliki Facchetti yang merupakan bek sayap tajam, Herrera tak melupakan faktor paling penting dalam sistem Catenaccio yaitu sweeper atau libero yang ditempati oleh kapten Inter saat itu, Armando Picchi.

Catenaccio versi Helenio Herrera menggunakan empat pemain bertahan yang akan menjaga penyerang lawan secara ketat dengan menerapkan man-marking.

Sementara itu, libero bertugas untuk membersihkan bola yang mengarah ke area pertahanan.

Catenaccio yang dalam bahasa Italia juga berarti kunci gerendel, pun semakin identik dengan sepak bola Italia.

Meski bukan orang pertama yang menerapkannya, nama Helenio Herrera akan selalu muncul pertama ketika membahas Catenaccio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Reaksi Media Korsel: 'Magis Shin Tae-yong' dan 'Tragedi di Doha'

Reaksi Media Korsel: "Magis Shin Tae-yong" dan "Tragedi di Doha"

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun 'Menari'...

Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun "Menari"...

Timnas Indonesia
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23: Mental Baja, Saatnya Mimpi Lebih Tinggi

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23: Mental Baja, Saatnya Mimpi Lebih Tinggi

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Patahkan Rekor Kelolosan Korsel ke Olimpiade

Timnas U23 Indonesia Patahkan Rekor Kelolosan Korsel ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Daftar Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Sejarah untuk Indonesia!

Daftar Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Sejarah untuk Indonesia!

Timnas Indonesia
Hasil Indonesia Vs Korea Selatan: Menangi Adu Penalti, Garuda ke Semifinal!

Hasil Indonesia Vs Korea Selatan: Menangi Adu Penalti, Garuda ke Semifinal!

Timnas Indonesia
Hasil Brighton Vs Man City: Gol Langka De Bruyne, Citizens Geser Liverpool

Hasil Brighton Vs Man City: Gol Langka De Bruyne, Citizens Geser Liverpool

Liga Inggris
FT Indonesia vs Korea Selatan 2-2: Unggul Jumlah Pemain, Garuda Muda Kecolongan

FT Indonesia vs Korea Selatan 2-2: Unggul Jumlah Pemain, Garuda Muda Kecolongan

Timnas Indonesia
Unggul Jumlah Pemain, Timnas U23 Indonesia Malah Kebobolan

Unggul Jumlah Pemain, Timnas U23 Indonesia Malah Kebobolan

Liga Indonesia
Timnas U23 Indonesia Masih Unggul, Korsel Harus Tampil 10 Pemain

Timnas U23 Indonesia Masih Unggul, Korsel Harus Tampil 10 Pemain

Timnas Indonesia
Alasan Rafael Struick Bakal Absen di Laga Semifinal Piala Asia U23

Alasan Rafael Struick Bakal Absen di Laga Semifinal Piala Asia U23

Timnas Indonesia
HT Indonesia vs Korea Selatan 2-1: Dwigol Struick Bawa Garuda Muda Unggul

HT Indonesia vs Korea Selatan 2-1: Dwigol Struick Bawa Garuda Muda Unggul

Timnas Indonesia
Komang Teguh Cetak Gol Bunuh Diri, Rafael Cetak 2 Gol

Komang Teguh Cetak Gol Bunuh Diri, Rafael Cetak 2 Gol

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com