KOMPAS.com - Kai Havertz bisa dibilang sebagai pemain versatile yaitu pemain yang mampu bermain di sejumlah posisi, termasuk posisi yang bukan posisi aslinya.
Kai Havertz direkrut Chelsea dari Bayer Leverkusen pada bursa transfer musim panas tahun lalu.
Pemain asal Jerman itu direkrut dengan bandrol sebesar 79 juta poundsterling atau sekitar Rp 1,54 triliun. Kesepakatan tersebut membuat Havertz menjadi pembelian termahal sepanjang sejarah Chelsea.
Chelsea rela membayar harga tinggi untuk Havertz karena sang pemain memiliki satu keunggulan besar.
Baca juga: Asal-usul Nama Stadion Stamford Bridge, Markas Chelsea
Keunggulan tersebut adalah Havertz mampu bermain bagus di banyak posisi untuk Chelsea.
Hal itulah yang membuat Havertz mendapat julukan Alleskoenner atau pemain serba bisa.
Sejauh ini, Havertz sudah beberapa kali bermain di beberapa posisi berbeda.
Saat Chelsea masih dilatih Lampard, Havertz pernah bermain sebagai gelandang nomor 8 dalam formasi 4-3-3.
Kemudian, Havertz juga pernah bermain sebagai winger, bahkan sebagai ujung tombak dalam peran false nine.
Baca juga: Profil Timo Werner, Penyerang Berjuluk Turbo Timo
Keunggulan itulah yang membuat Chelsea rela menggelontorkan biaya mahal untuk mendatangkan Havertz.
Adapun pada musim 2021-2022, Havertz sejauh ini lebih banyak bermain di posisi aslinya yaitu gelandang serang. Meski demikian, ia juga sempat bermain sebagai penyerang dua kali dalam peran false nine di bawah arahan pelatih Thomas Tuchel.
Pemain bernama lengkap Kai Lukas Havertz berasal dari kota kecil bernama Aachen.
Aachen merupakan kota kecil di negara bagian North Rhine Westphalia/Nordrhein-Westfaelischen (NRW) yang terletak di bagian paling barat dari negara Jerman.
Kota Aachen berbatasan langsung dengan Belanda dan Belgia.
Baca juga: Asal-usul Sepak Bola
Kata Aachen itu sendiri berasal dari kata "Aach“ berarti sungai yang dalam bahasa latin yaitu Aquae, artinya sumber mata air.