Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesuksesan Ajang Piala Menpora pada Kampanye Prokes di Medsos

Kompas.com - 24/04/2021, 07:40 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

KOMPAS.com - Sepak bola Indonesia kembali hidup bersamaan dengan berlangsungnya turnamen pramusim Piala Menpora 2021.

Pihak kepolisian memberikan izin bergulirnya even sepak bola nasional untuk kali pertama sejak pandemi virus corona merebak di Tanah Air.

Izin kepolisian bukan hal yang mudah. Pihak keamanan tersebut memberikan izin dengan catatan keras soal protokol kesehatan (prokes).

Polri awalnya tidak mau ambil risiko mengingat pandemi belum menurun. Akan tetapi, Menpora dan PSSI terus memaparkan prokes yang nantinya diterapkan.

Baca juga: 2 Pilar Utama Persib Bandung Absen pada Leg Kedua Final Piala Menpora

Salah satu keputusan yang membuat polisi ragu adalah suporter klub peserta.

Seperti diketahui, suporter Indonesia begitu fanatik sehingga larangan untuk tidak datang ke stadion takut tak dipatuhi.

Nyatanya, aturan tersebut disadari oleh suporter klub. Pendukung klub peserta Piala Menpora tak datang ke stadion dan memilih mendukung dari rumah.

Meski demikian, keramaian Piala Menpora masih tetap terasa, tepatnya di media sosial.

Sebagai contoh, di platform Twitter. Setiap ada laga, nama tim, pemain, ataupun pelatih muncul di daftar trending topic.

Baca juga: Piala Menpora 2021, Ajang Bersinarnya Pemain Lokal

Pertumbuhan interaksi maupun produksi konten klub-klub peserta meningkat drastis seiring Piala Menpora bergulir.

Seperti halnya data yang disodorkan oleh mantan Digital Promotion PSSI, Gerry Maulana Thiar, di Twitter.

Gerry menunjukkan pertumbuhan signifikan soal jumlah pengikut, produksi konten, hingga interaksi warganet.

Konten dari klub ini bervariasi, tetapi penyampaian soal prokes dan aturan jangan datang ke stadion terus dikampanyekan.

Konten dari klub peserta tersebut punya andil besar pada kampanye prokes.

Baca juga: Piala Menpora 2021 dan Pembuktian Slogan Marhaban Ya Bal-balan

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fajar Junaedi, menyebutkan bahwa kondisi tersebut membuktikan media sosial masuk ke dalam kategori 2.0.

"Media sosial bisa dikategorisasi sebagai web 2.0 yang ditandai dengan interaktivitas. Ini yang membedakan dengan web 1.0 yang belum ada interaktivitas," kata Fajar Junaedi kepada Kompas.com.

"Dalam Piala Menpora yang terjadi di masa pandemi ini, kemampuan public relations klub dalam mengelola media sosial menjadi penting."

"Yang saya lihat, klub peserta Piala Menpora sudah mengaktivasi media sosial untuk membangun interaktivitas dengan suporter, fans, maupun konsumennya," ungkap penulis buku Merayakan Sepak Bola: Fans, Identitas, dan Media itu.

Interaksi yang ada tersebut menguntungkan dari sisi penyampaian pesan dari sebuah konten, dalam hal ini prokes.

Baca juga: Piala Menpora, Pentingnya Perebutan Posisi Ketiga bagi PS Sleman

"(Pengaruh konten klub) menurut saya cukup besar, meskipun belum ada riset kuantitatifnya. Ini bisa dilihat dengan common sense, yaitu kerelaan suporter untuk tidak datang ke stadion," ujar Fajar Junaedi.

Nada yang sama dituturkan oleh Gerry Maulana Thiar. Dia mengatakan, peran sebuah klub saat ini bukan hanya menyajikan permainan cantik di lapangan sepak bola.

"(Ini) sudah memasuki sepak bola new normal, peran klub lebih dari menginformasi. Harus lebih peka dengan dinamika yang ada di masyarakat, seperti bersinergi menggaungkan sinergi dengan kampanye-kampanye dari pemerintah sehingga sepak bola bisa terus mendapatkan kepercayaan," terang Gerry kepada Kompas.com.

"Apa yang tecermin di medsos nunjukkin kepercayaan masyarakat Indonesia percaya sepak bola bisa hidup lagi."

Baca juga: Permintaan Zainudin Amali ke Persib dan Persija di Final Piala Menpora

Masyarakat, masih kata Gerry, juga sudah memahami kondisi dengan pindah dari mendukung di stadion ke media sosial.

"Ada secercah harapan kompetisi yang berlanjut, bukan hanya turnamen," yakin dia.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainudin Amali berterus terang sudah merasakan kepatuhan suporter yang tidak datang ke stadion.

"Sekali lagi apresiasi dan terima kasih kepada para suporter, para pendukung, dan para pencinta sepak bola yang sangat patuh dan sekarang mereka sedang berada di rumah, menonton di rumah saja, tidak nobar (nonton bareng), tidak berkerumun, dan tidak datang ke stadion," kata Zainudin Amali.

"Satu hal yang luar biasa dan ternyata suporter kita bisa, dan saya bangga dengan suporter sepak bola Indonesia,” ujar Zainudin Amali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com