KOMPAS.com - Ban menjadi salah satu faktor krusial pada ajang balap motor paling bergengsi di dunia, MotoGP.
Jika diperhatikan, motor-motor MotoGP menggunakan ban botak alias tanpa alur atau kembangan.
Tak hanya di MotoGP, ban botak alias gundul juga digunakan pada ajang balap motor lainnya yang dilangsungkan di sirkuit aspal.
Lantas kenapa motor balap MotoGP menggunakan ban botak?
Baca juga: Kenapa Bola dalam Bola Voli Berwarna Kuning dan Biru?
Menurut On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal, seperti dikutip dari KOMPAS.com Otomotif, penggunaan ban botak alias tanpa alur pada ajang balap bukannya tanpa alasan.
Sebagai informasi, ban motor untuk balap memang berbeda dengan ban motor biasa yang digunakan sehari-hari.
Pada ajang MotoGP, pemilihan ban sangatlah penting karena bisa menjadi faktor penentu hasil balapan.
Dalam pemilihan ban, tim-tim MotoGP dengan bantuan pemasok ban akan mempertimbangkan faktor cuaca dan juga suhu lintasan atau trek.
Baca juga: Berapa Harga Satu Motor MotoGP?
Selain soal kompon (soft, medium, dan hard,), pemilihan jenis ban pada balapan MotoGP juga mempertimbangkan cuaca yakni dry race (balapan kering) atau wet race (balapan basah/hujan).
Ketika balapan dinyatakan sebagai balapan kering atau dry race, jenis ban yang paling sering digunakan adalah ban botak (slick tire).
Zulpata Zainal menjelaskan, ban botak memiliki daya cengkeraman yang besar sehingga sering digunakan saat balapan kering.
“Pada saat balapan daya cengkeram ban ke lintasan (traksi) harus besar untuk mengimbangi daya dari mesin kendaraan yang luar biasa," tutur Zulpata kepada KOMPAS.com medio Desember tahun lalu.
"Oleh sebab itu ban yang digunakan saat balapan dibuat halus (menggunakan slick tire atau ban botak),” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Apa Itu Cedera Hamstring?
Sementara itu untuk kondisi basah atau wet race, para pebalap biasanya akan menggunakan ban khusus yang memiliki alur.
Tujuannya, agar pebalap tidak tergelincir ketika melibas lintasan basah dengan kecepatan tinggi.
“Namun karena daya cengkeram yang tinggi, umur pakai juga sangat rendah atau mudah habis," kata Zulpata menjelaskan.
"Beberapa ratus kilometer ban sudah tidak bisa dipakai. Tidak seperti ban biasa yang masa pakainya panjang," pungkas Zulpata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.