Apa Itu Pertahanan Caro-Kann, Strategi Pilihan Dadang Subur?

KOMPAS.com - Dadang Subur alias Dewa Kipas memainkan pembukaan Caro-Kann pada laga ekshibisi kontra WGM Irene Sukandar di acara podcast Deddy Corbuzier, Senin (22/3/2021) sore WIB.

Laga ekshibisi WGM Irene Kharisma Sukandar lawan Dadang Subur berakhir dengan kemenangan sapu bersih 3-0 bagi pecatur putri terbaik Indonesia tersebut.

Pada laga pertama, WGM Irene memulai dengan bidak putih sementara pak Dadang hitam.

Komentator laga, GM Susanto Megaranto dan IM Chelsie Monica, langsung menyinggung soal pembukaan Caro-Kann yang dilakukan Dadang Subur.

GM Susanto bahkan mengakui pembukaan itu adalah salah satu pilihannya.

"Saya sendiri suka melakukan Pembukaan Caro-Kann apabila memegang hitam," tutur GM Susanto.

"Sudah banyak pertandingan saya memainkan Pertahanan Caro-Kann."

Baca juga: Petinggi Percasi: Dadang Tidak Menguasai Teori, Filosofi, dan Strategi Catur

"Pertahanan Caro-Kann biasanya untuk pemain yang lebih positional kan kak Susanto?" tutur Chelsie.

"Ya, ini sudah biasa. Ini cara bertahan dulu. Kalau megang hitam hanya butuh imbang," balas GM Susanto.

Dilansir dari iChess.com, Pertahanan Caro-Kann merupakan salah satu pembukaan paling populer bagi bidak hitam.

Pembukaan ini menjadi favorit para juara catur dunia dari masa ke masa seperti Jose Raul Capablanca, Tigran Petrosian, dan Anatoly Karpov.

Pembukaan tersebut dimainkan pada laga-laga terbesar Kejuaraan Catur Dunia seperti partai Garry Kasparov vs Anatoly Karpov pada 1987, Vladimir Kramnik vs Peter Leko pada 2004, dan Vishy Anand vs Magnus Carlsen pada 2013.

Chess.com mencatat laga dengan menggunakan Pertahanan Caro-Kann pertama kali terekam pada 1856 oleh pecatur India bernama Somacarana melawan John Cochrane, seorang pengacara asal Skotlandia yang sering bepergian ke India.

Namun, sejarahwan catur bernama Edward Winter mengatakan bahwa Pertahanan Caro-Kann bahkan sudah muncul sebelum itu.

Baca juga: Tembus 1,25 Juta Penonton, Duel WGM Irene Vs Dewa Kipas Disorot Federasi Catur Dunia

Winter menulis soal laga catur pada 1845 antara dua orang yang tak diketahui identitasnya di Skotlandia.