KOMPAS.com - Dunia olahraga di Tanah Air tengah mengalami mati suri yang berjalan hampir satu tahun.
Pemerintah melarang adanya kegiatan atau even olahraga yang menyita antusias penonton sehingga menimbulkan keramaian kendati beberapa kali "kebobolan".
Efek buruk tidak adanya kompetisi tentu berimbas ke kegiatan sehari-hari atlet itu sendiri.
Mereka memiliki banyak waktu luang karena tak adanya kompetisi.
Hal tersebut juga mengurangi motivasi atlet untuk latihan karena tak adanya kepastian kompetisi.
Baca juga: Praveen Jordan Istimewa, tetapi Ada Satu Kendala Utama...
Hasilnya, fisik dan berat badan atlet tak terjaga bahkan beberapa dari mereka mulai gemuk.
Salah satu contoh kasus kegemukan yang baru saja terlihat di layar kaca adalah penampilan pebulu tangkis Indonesia, Praveen Jordan.
Pakar kebugaran yang juga mantan atlet binaraga Indonesia Ade Rai menyoroti masalah kelebihan berat badan yang dialami para atlet terutama pada masa pandemi Covid-19.
Menurut Ade Rai, masalah kelebihan berat badan itu disebabkan oleh keterbatasan atlet dalam melakukan latih tanding (sparring).
Baca juga: Kejutan Ranking BWF, Juara Dunia Junior Leo/Daniel Naik 35 Peringkat!
Belum lagi sehubungan dengan adanya pandemi, porsi latihan juga dipastikan berkurang dari biasanya.
"Tantangan atlet di masa pandemi adalah keterbatasan dalam melakukan sparring. Tetapi dalam situasi saat ini semua serba dibatasi."
"Ini juga menyebabkan atlet kurang latih tanding dan berat badan bisa naik," kata Ade Rai dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Kamis (11/2/2021).
Kondisi serba keterbatasan itu pun menyebabkan atlet lebih banyak menggunakan waktunya di rumah atau di pelatnas. Hal tersebut, menurutnya, tentu berpengaruh pada perubahan pola makan sehingga berat badan pun naik.
Baca juga: Fisik Pemain Timnas Indonesia Anjlok ke Titik Nol, Apa Rencana Shin Tae-yong?
Dengan kelebihan berat badan, maka otomatis beban jantung pun dinilainya akan ikut meningkat. Demikian juga dengan beban persendian.
"Berat badan naik, karena kebiasaan makan, jadi karbohidrat berlebihan. Dengan kelebihan berat badan, maka otomatis beban jantung meningkat."
"Begitu juga beban persendian yang ikut meningkat. Sehingga atlet menjadi cepat lelah dan performa tidak bisa maksimal," tambah Ade Rai yang merupakan alumni SMA Kanisius 1989 itu.
"Jadi memang sikap disiplin sangat diperlukan oleh atlet di masa pandemi ini."
Baca juga: Shin Tae-yong Percaya Potensi Pemain Timnas Indonesia, tetapi...
"Atlet harus bisa secara proporsional mengatur pola latihan dan pola makan karena di masa pandemi ini pengawasan kurang, butuh kedisiplinan mandiri," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.