Terima Kunjungan, Ketum KONI Pusat Dukung Kiprah Anindya di PRSI

KOMPAS.com - Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman menerima kunjungan Anindya Bakrie beserta jajaran pengurus Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) di Jakarta, Rabu (10/2/2021).

Kunjungan tersebut berkaitan dengan persiapan Munas PB PRSI yang direncanakan akan berlangsung pada akhir Februari nanti.

Kepengurusan Anindya periode 2016-2020 telah berakhir dan munas nanti akan memilih ketua umum PB PRSI periode 2021-2025.

Terkait hal itu, Marciano Norman mendukung Anindya untuk terus melanjutkan kepemimpinan PB PRSI periode selanjutnya.

Baca juga: Jaring Pemain untuk Timnas, PRSI Gelar Liga Polo Air 2020

"Pak Anin saya lihat bagus dalam pembinaan akuatik, jadi saya rasa cocok memimpin PB PRSI lagi," ucap Marciano, dalam siaran pers yang diterima, Kamis (11/2/2021).

Di bawah Anin, PRSI membuat sejarah saat tim polo air meraih medali emas SEA Games 2019 Filipina. Prestasi itu belum pernah diraih masa kepemimpinan ketua umum sebelumnya.

"Saya berharap Pak Anin dengan para pengurusnya bisa menata kembali pola pembinaan renang di Indonesia agar ke depan prestasi atlet-atlet kita semakin baik," kata Marciano.

Selain itu, Marciano pun mendukung jalannya munas yang akan dilakukan secara virtual, mengingat situasi pandemi Covid-19.

"Dalam masa Covid-19 ini, saya memberikan persetujuan dengan catatan mayoritas anggota PRSI menyetujui munas bisa dilaksanakan secara virtual dan sesuai protokol kesehatan," tuturnya.

Adapun dalam pertemuan dengan KONI Pusat, Anindya melaporkan persiapan untuk menggelar musyawarah nasional akhir Februari nanti.

Hasil pertemuan PB PRSI dengan semua ketua pengprov secara virtual, awal Februari lalu, sebagian besar menginginkan menggelar munas virtual.

"Berharap pada akhir bulan Februari bisa menggelar munas virtual yang tentunya nanti ada pra-munas untuk membahas evaluasi serta bahas perencanaan ke depan supaya lebih baik lagi. Jadi, di pra-munas lebih panjang waktunya supaya bisa terakomodasi semua," ucap Anin.

Baca juga: Kunci Sukses Polo Air Putra Persembahkan Emas Pertama Indonesia di SEA Games 2019

Pada masa kepemimpinan periode Anindya, terdapat event nasional dan internasional, seperti Festival Akuatik Indonesia dan Indonesia Open Aquatic Championship.

Event itu merupakan satu kejuaraan yang diikuti berbarengan empat cabor sekaligus renang, renang artistik, loncat indah, serta renang master.

KRAPSI (Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia) pun dimodifikasi agar lebih baik.

KRAPSI tetap berjalan pada sesi pagi hari dengan juara untuk masing-masing kelompok umur bisa menyumbang medali untuk perkumpulannya.

Adapun sore hari, 16 perenang terbaik KRAPSI berhak tampil di sesi grand final. Metode kompetisi sesi pagi dan sore ini sudah dilakukan di berbagai negara, dan para perenang junior Indonesia bisa merasakan atmosfer ini.

Baca juga: Perjalanan Panjang Polo Air Indonesia, dari SEA Games 1977 hingga Raih Emas Pertama 2019

Selain itu, polo air juga mencetak sejarah, yakni meraih medali emas di SEA Games 2019, medali emas pertama sejak Indonesia ikut SEA Games 1977 atau 42 tahun silam.

Dua atlet polo air Indonesia Ridjkie Mulia dan Rezza Auditya dikontrak klub Liga Serbia. Diketahui Serbia adalah juara polo air Olimpiade.