KOMPAS.com - Menteri Reformasi Administrasi dan Peraturan Jepang, Taro Kono, meragukan Olimpiade Tokyo dapat bergulir.
Pagelaran Olimpiade Tokyo 2020 digeser ke tahun 2021 ini karena pandemi virus corona yang masih mengganas.
Pemerintah Negeri Samurai itu pun tengah melakukan persiapan jelang Olimpiade yang akan dilaksanakan pada 23 Juli diikuti oleh Paralimpiade, 24 Agustus mendatang.
Bahkan, pemerintah dan komite penyelenggara lokal sangat bekerja keras demi menggelar pesta olahraga terbesar di dunia itu.
Sayangnya, persiapan tersebut mengalami kendala karena Jepang juga belum bisa mengendalikan wabah virus corona.
Baca juga: Olimpiade Tokyo, Para Atlet Mesti Pahami Hal Ini
Meski demikian, sejauh ini baik pemerintah maupun komite penyelenggara sejak awal selalu optimistis Olimpiade dapat bergulir sebagaimana jadwal yang telah ditentukan dan terjamin aman.
Namun, hal tersebut kini mendapat pandangan berlawanan dari Taro Kono. Menurutnya, Olimpade Tokyo tahun ini berpotensi mengalami pembatalan.
Hal tersebut dikarenakan Jepang masih menunjukkan kasus positif Covid-19 yang tinggi.
Bahkan, saat ini sebagian besar wilayah di Jepang tengah dalam kondisi darurat karena virus corona semakin meningkat.
Oleh karena itu, Kono merasa sangat ragu.
Terlebih lagi, ia juga menilik hasil survei ulang baru-baru ini yang menunjukkan sekitar 80 persen masyarakat Jepang tidak setuju Olimpiade Tokyo digelar tahun ini.
"Saya harus mengatakan apa pun mungkin terjadi," kata Kono soal kemungkinan pembatalan Olimpiade seperti dilansir dari AP News, Jumat (15/1/2021).
Baca juga: Olimpiade Tokyo, Ini Larangan bagi Atlet dari Luar Negeri
Sebanyak 15.400 atlet Olimpiade dan Paralimpiade yang akan masuk Jepang jelang pesta olahraga tersebut dihelat.
Selain para atlet, puluhan ribu pejabat, juri, relawan, media, dan penyiar juga akan datang, begitu pun penggemar meski saat ini belum pasti dizinkan atau tidak.
Melihat wabah Covid-19 yang kian merebak plus banyaknya orang yang akan masuk Jepang, Kono pun berpendapat bahwa pemerintah dan komite penyelenggara kemungkinan besar akan mempertimbangkan penjadwalan ulang Olimpiade.
“Kami perlu memikirkan orang-orang yang datang dan menonton, tapi pada dasarnya kami harus fokus pada atlet terlebih dahulu,” lanjutnya
Baca juga: Olimpiade Tokyo, Penyelenggara Tegaskan Kembali Protokol Kesehatan
"Kemudian jika memungkinkan, kami perlu memasukkan turis. Jadi dari sekarang hingga musim panas, segala sesuatu mungkin terjadi.”
“Panitia Olimpiade pasti memikirkan tentang Rencana B, Rencana C, atau apa pun,” tandas Kono.
“Maksud saya, situasinya sekarang tidak mudah. Saya yakin pasti ada rencana cadangan."
Pejabat IOC dan Presiden Thomas Bach mengatakan Olimpiade tidak bisa ditunda lagi dan akan dibatalkan jika tidak bisa diadakan.
Baca juga: Olimpiade Tokyo, Ini Masa Sulit bagi Penyelenggara
Apabila terpaksa dibatalkan, Jepang dan IOC akan mengalami kerugian besar.
Pasalnya, Jepang telah menghabiskan 25 miliar dollar untuk menyelenggarakan Olimpiade. Sementara itu, IOC dapat kehilangan 73 persen pendapatannya dari hak siar dan 18 persen lainnya dari sponsor juga kemungkinan dapat hangus.
Meski demkian, pageleran Olimpiade bisa saja dapat berlanjut sesuai jadwal. Sebab, Jepang merupakan salah satu negara dengan penanganan virus corona terbaik di dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.