TOKYO, KOMPAS.com - Penyelenggara Olimpiade Tokyo pada 2021 menegaskan kembali alasan perkampungan atlet di Tokyo harus steril.
"Kami mencegah adanya penularan virus corona di perkampungan atlet," kata CEO Tokyo 2020 Toshiro Muto sebagaimana warta laman kyodonews.net .
Tokyo 2020 mengingatkan salah satu poin peraturan di perkampungan atlet adalah tiga aturan di kafetaria.
Pertama, hanya ada waktu 30 menit bagi semua saja di kafetaria saat makan pagi.
Kedua, setiap orang hanya punya waktu satu jam untuk makan siang maupun malam di kafetaria.
Ketiga, agar tidak terjadi kerumunan, para atlet akan menerima daftar makanan melalui ponsel masing-masing.
Tokyo 2020 dalam pernyataan terkininya juga mengatakan bahwa pengelolaan asupan makanan dan minuman di perkampungan atlet juga memperhatikan standar higienis dan kesehatan.
Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan makanan dan minuman sehat di kafetaria perkampunga atlet.
Baca juga: Olimpiade Tokyo, Atlet Renang Indonesia Terus Berlatih
Saat ini, sebagaimana keterangan tertulis Kangaroo pada 11 November tahun lalu, pengelolaan air minum yang sehat juga menjadi bagian tak terpisahkan untuk memperkuat imunitas tubuh menghalau masuknya virus Covid-19.
Kangaroo kata Head of Sales Marketing Kangaroo Home Appliances Indonesia Rizki Irwansyah memperkenalkan pemurni air KG 100 EI yang bisa mengubah air keran menjadi air siap minum dengan kemampuan menyeimbangkan pH air hingga menghasilkan air dengan standar kesehatan air minum, berkenaan dengan hal tersebut.
Piranti ini merupakan perangkat lima filter RO mulai dari pp sediment lima mikron hingga nano silver.
"Cukup menunggu 25 menit sesudah instalasi, air hasil pemurnian sudah bisa diminum," kata Rizki Irwansyah.
Masker
Tokyo 2020 pun mengingatkan tentang karantina yang wajib dijalankan baik oleh atlet maupun penonton.
"Protokol karantina menjadi hal wajib," kata Toshiro Muto.
"Gunakan selalu masker," kata Toshiro Muto menambahkan berkenaan dengan pencegahan menyebarluasnya virus corona.
Muto menambahkan lagi, fans juga wajib tak berteriak di stadion meski tengah bersemangat mendukung negaranya.
"Atlet asing akan hadir lebih mepet waktunya dan kembali ke negara masing-masing lebih cepat," kata Toshiro Muto.
Kebijakan mengenai atlet ini diterapkan demi mengurangi interaksi kerumunan orang di perkampungan atlet.
"Selama di perkampungan atlet mereka harus melalui tes kesehatan empat atau lima hari sekali," tutur Toshiro Muto.
Selain itu, selama di perkampungan atlet, para atlet tidak diperkenankan berbicara dengan suara keras, menghindari kerumunan, dan tetap memakai pelindung wajah serta masker