Yang masih hangat adalah kasus Safawi Rasid, yang dikirim Johor Darul Ta'zim (JDT) ke Portimonense, klub liga utama Portugal, dengan status pinjaman 1 musim.
Namun, berhubung tak pernah dimainkan di Portimonense hingga 3 bulan, padahal terkenal sebagai pemain andalan Timnas Malaysia, maka Safawi terpaksa kembali ke JDT.
Satu lagi pemain muda Malaysia yang "dipaksakan" ke klub senior Eropa adalah Luqman Hakim Shamsudin dalam usia 18 tahun.
Luqman bergabung dengan KV Kortrijk (Courtrai) di Liga Belgia sejak 6 Agustus 2020.
Dia baru tampil 1 kali selama 16 menit melawan Anderlecht tanggal 23 Oktober 2020.
Baca juga: Daftar 30 Pemain Timnas U19 Pilihan Shin Tae-yong ke Spanyol, 3 Berkarier di Luar Negeri
Penampilan itu diduga hanya untuk menyenangkan hati Luqman dan rakyat Malaysia, apalagi Kortrijk dimiliki pengusaha asal negeri sendiri, Vincent Tan.
Setelah itu, Luqman tak pernah lagi tampil di Kortrijk.
Di Malaysia, kasus yang menimpa para pemain mudanya di klub Eropa disadari sebagai langkah yang salah.
Namun, Malaysia tetap sangat bergairah mengirimkan pemain mudanya ke klub Eropa.
Agen sepak bola ternama Malaysia, Effendi Jagan Abdullah, berpendapat, mengutus pemain berusia 20 tahun ke atas ke Eropa, apalagi ke tim utama, adalah langkah keliru.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan