Pada 2014, Lewis Hamilton mengunci gelar juara dengan kemenangan di GP Abu Dhabi sementara ia memastikan gelar pada 2015 dengan kemenangan di GP Amerika Serikat.
Hamilton membalap dengan sangat efisien dari posisi keenam. Ia mengambil alih pimpinan balapan setelah pemimpin balapan Lance Stroll masuk pit dan menyalip Sergio Perez.
Pada 2014, Lewis Hamilton me-lap rekan setimnya Nico Rosberg dalam perjalanan menjadi juara di Abu Dhabi.
Kali ini, ia juga me-lap Valtteri Bottas walau pebalap asal Finlandia itu sempat menghiraukan blue flag untuk beberapa lap.
3. Buah Manis Keluar dari Zona Nyaman di McLaren
Lewis Hamilton mengambil gelar juara dunia pertamanya bersama McLaren pada 2008, hanya setahun setelah melakoni debut di Formula 1.
Ketika itu, keputusan Hamilton meninggalkan McLaren pada 2012 dilihat sebagai suatu perjudian karena Mercedes baru kembali ke F1 tiga tahun sebelumnya dan hanya memenangi satu balapan selama tiga tahun tersebut.
Namun, Hamilton mengikuti instingnya dan bergabung dengan pabrikan asal Jerman tersebut. Hanya dalam kurun dua tahun, ia menyabet gelar juara dunia F1 kedua sepanjang kariernya.
"Saya tahu telah membuat keputusan bagus. Namun, saya tak menduga bakal memenangi enam gelar juara dunia," ujarnya sebelum balapan di Turki ini.
"Lakukanlah apa yang menurut kamu benar. Lakukan pekerjaan rumah kamu dan timbang-timbang positif dan negatifnya, lalu jalani saja."
4. Juara di Dalam dan Luar Lintasan
We will race in black in 2020, as a public pledge to improve the diversity of our team – and a clear statement that we stand against racism and all forms of discrimination. ????
— Mercedes-AMG PETRONAS F1 Team (@MercedesAMGF1) June 29, 2020
Musim ini, Lewis Hamilton mengundang atensi besar karena dukungan kuatnya terhadap gerakan Black Lives Matter.
Hamilton sejauh ini masih menjadi satu-satunya pebalap berkulit hitam yang pernah memenangi gelar Formula 1.
Sang pebalap menjadi motor yang mengajak para pebalap lain untuk berlutut jelang seri pertama musim di Austria.
Dalam hal ini, Hamilton mendapat dukungan penuh dari Toto Wolff, bos tim Mercedes yang sangat mendukung pandangan Hamilton.