KOMPAS.com - Manajer Diego Maradona, Stefano Ceci, menjelaskan kondisi mantan bintang timnas Argentina itu hingga harus menjalani operasi karena pembekuan darah di otaknya.
Diego Armando Maradona dilarikan ke rumah sakit Ipensa di Kota La Plata, Argentina, pada Senin (2/11/2020) waktu setempat.
Maradona dikabarkan mengalami anemia dan dehidrasi berat saat dilarikan ke rumah sakit.
Setelah menjalani pemeriksaan lanjutan, mantan pemain Napoli dan Boca Juniors itu kemudian diketahui mengalami pembekuan darah di otak atau biasa disebut subdural hematoma.
Dengan kondisi itu, Maradona pun dipindahkan ke Klinik Olivos untuk menjalani operasi pada otaknya.
Operasi tersebut rencananya dilakukan pada Selasa (3/11/2020) waktu setempat atau paling lambat pada Rabu (4/11/2020).
Baca juga: Alami Pembekuan Darah di Otak, Diego Maradona Segera Naik Meja Operasi
Manajer Maradona, Stefano Ceci, mengatakan, operasi tersebut tidak terlalu berisiko untuk kliennya.
Meski demikian, dia berharap para fans di seluruh dunia mendoakan dan memberikan dukungan untuk membantu kesembuhan Diego Maradona.
"Petugas medis mengatakan kepada saya, ini bukan operasi yang berisiko dan dia akan menjalani operasi malam ini," kata Stefano Ceci, dilansir dari Football Italia, Rabu pagi WIB.
"Semua orang yang mencintai Tuhan pasti berdoa untuk dia. Kami berharap dia bisa segera mengatasi situasi ini."
Kepada media, Stefano Ceci pun menjelaskan penyebab sang bintang mengalami pembekuan darah di otak.
Menurut Ceci, Maradona kemungkinan tidak sengaja membenturkan kepalanya setelah mengonsumsi obat untuk mengatasi insomnia yang dia alami.
"Dia akan menjalani operasi sesuai hasil CT scan yang menemukan ada hematoma otak yang disebabkan oleh trauma," kata Ceci.
"Dia pasti telah membenturkan kepalanya dan tidak menyadari itu. Itu bisa terjadi setelah dia meminum obat untuk insomnia."
Lebih lanjut, Ceci menuturkan, Maradona sempat dilanda depresi karena terisolasi selama pandemi virus corona.
Baca juga: Kondisi Terkini Diego Maradona Usai Dilarikan ke Rumah Sakit