KOMPAS.com - Kemarin siang, saya berkesempatan ngobrol dengan seorang teman. Salah satu yang kami bicarakan ialah Budapest, ibu kota Hungaria.
Budapest akan menjadi tuan rumah Piala Super Eropa antara FC Bayern Muenchen dan Sevilla di Stadion Puskas Arena pada Jumat (25/9/2020).
Bicara tentang sepak bola, andai kata pandemi Covid 19 tidak menyapa dunia, maka pesta sepakbola benua biru yang bertajuk Piala Eropa 2020 pasti sudah digelar tengah tahun lalu.
Salah satu yang menarik dari Piala Eropa 2020 ialah format tuan rumah.
UEFA menghormati sejarah dengan menunjuk 12 kota sebagai penyelenggara pagelaran tersebut. Satu kota yang terpilih ialah Budapest.
Kota ini memang penuh sejarah bagi banyak orang, tak terkecuali saya.
Baca juga: Piala Super Eropa Bayern Muenchen Vs Sevilla, Prediksi Skor dan Jalannya Laga
Kata Budapest berasal dari nama dua kota yaitu Buda dan Pest. Awalnya, dua kota ini dipisahkan oleh Sungai Duna.
Sebuah jembatan di atas Sungai Duna akhirnya selesai dibangun pada 1849.
Jembatan tersebut menjadi simbol dari kota yang akhirnya berubah nama menjadi Budapest.
Kembali soal sepak bola, irisan saya dengan Hungaria baru berasa saat Piala Eropa 2016 dipentaskan di Prancis.
The Mighty Magyars, begitu julukan bagi timnas Hungaria, sejatinya tampil baik di fase grup putaran final.
Balazs Dzsudzsak dkk bahkan menjadi Pemuncak Grup F mengungguli Portugal, tim yang justru di akhir cerita menjadi juara Eropa.
Akan tetapi langkah Hungaria tak jauh. Di babak perdelapan final, mereka ditebas Belgia dengan empat gol tanpa balas.
Baca juga: Piala Super UEFA, Target Sevilla Jegal Muenchen
Masa kejayaan sepak bola Hungaria memang sudah lama terjadi.
Dari sejarah lah saya mengetahui bahwa Hungaria pernah menjadi kekuatan sepak bola. Tak hanya di Eropa tapi juga dunia.