KOMPAS.com - Pelatih sekaligus manajer timnas U19 Indonesia, Shin Tae-yong, telah memberikan sedikit gambaran cara bermainnya kepada pencinta sepak bola Tanah Air.
Permainan timnas U19 Indonesia perlahan mulai berkembang dari tiga laga uji coba melawan Bulgaria, Kroasia, dan Arab Saudi.
Dua dari tiga laga tersebut, skuad Shin Tae-yong mengalami kekalahan.
Mereka kalah 0-3 dari Bulgaria, kemudian kandas di hadapan tuan rumah Kroasia dengan skor telak 1-7.
Baca juga: Jadwal Uji Coba Timnas U19 Indonesia di Kroasia, Lawan Qatar, Bosnia, dan Dinamo Zagreb
Kemudian skuad Garuda Muda mampu bangkit saat melawan Arab Saudi. Sempat tertinggil 0-3, mereka mampu menyamakan kedudukan 3-3 pada akhir laga.
Terlepas dari hasilnya, yang bisa dikatakan wajar karena masih uji coba, menarik untuk melihat formasi 4-4-2 yang diterapkan Shin Tae-yong dalam pertandingan-pertandingan tersebut.
Melansir Antara News, penerapan skema 4-4-2 tersebut tampak berkembang seiring berjalannya waktu.
Pada posisi penjaga gawang, Muhammad Adi Satryo selalu menjadi pemain pilihan pelatih asal Korea Selatan itu. Dia tidak tergantikan.
Baca juga: Jadi Penyelamat Timnas U19 Indonesia, Braif Fatari Dipuji Pelatih Persija
Di depannya, ada empat bek, di mana bek tengah Komang Tri dan Rizky Ridho, termasuk Ahmad Rusadi, kerap berada sejak menit pertama.
Pratama Arhan, Mohammad Yudha, Bayu Fiqri bergantian ada di fullback kanan maupun kiri. Shin biasanya memasang Bagas Kaffa pada babak kedua.
Sebagai gelandang tengah, Shin menempatkan dua pemain perebut bola sekaligus pengumpan berkualitas baik. Di sinilah peran David Maulana tidak tergantikan. Mitranya adalah Komang Teguh Trisnanda yang lebih condong untuk bertahan.
Dua kali Komang Teguh menemani David di starting eleven'yaitu kala melawan Bulgaria dan Kroasia.
Baca juga: Pelatih Fisik Sabah FA Puji Peningkatan Fisik Timnas U19
Sementara saat berhadapan dengan Arab Saudi, David bermitra dengan Brylian Aldama, gelandang yang juga piawai mengantisipasi serangan lawan.
Sejajar dengan dua gelandang tengah, ada dua sayap yang diandalkan untuk menggebrak pertahanan lawan sekaligus mengamankan sisi lebar timnas U-19. Di sini, Shin sangat mengandalkan Witan Sulaeman.
Witan yang tidak tergantikan bermitra dengan Andi Irfan, Sandi Arta atau Khairul Zakiri.
Irfan Jauhari dan Saddam Gaffar ditugaskan sebagai dua penyerang, dengan Braif Fatari sebagai alternatif.
Formasi 4-4-2 yang digunakan Shin Tae-yong pertama kali dikembangkan oleh pelatih asal Uni Soviet, Viktor Maslov.
Maslov, yang lahir pada 27 April 1910 di Moskow, mendapatkan inspirasi 4-4-2 dari formasi 4-2-4 yang tenar di tahun 1950-an salah satunya karena digunakan oleh timnas Brazil saat menjuarai Piala Dunia 1958.
"Sepak bola itu seperti pesawat terbang. Ketika kecepatan meningkat, kau harus membuat kepalanya lebih efisien," ujar Viktor Maslov dikutip Antara News.
Dengan 4-4-2, penyerang sayap di formasi 4-2-4 ditarik mundur menjadi gelandang sayap atau gelandang melebar (wide midfielder).
Baca juga: Shin Tae-yong: Pertahanan dan Stamina Timnas U19 Masih Bermasalah
Mereka satu kesatuan dengan gelandang tengah. Para gelandang ini dituntut turut terlibat dalam permainan baik menyerang maupun bertahan.