KOMPAS.com - Manny Pacquiao dinilai hanya butuh tiga ronde untuk menumbangkan mega bintang UFC, Conor McGregor, di ring tinju.
Hal itu diungkapkan oleh pelatih Manny Pacquiao, Justin Fortune.
Rumor Manny Pacquiao akan berhadapan dengan Conor McGregor di ring tinju masih belum surut hingga saat ini.
Rumor itu justru semakin kuat setelah Manny Pacquiao menanda tangani kontrak kerja sama dengan Paradigm Sports Management pada 12 Februari 2020.
Paradigm Sports Management merupakan agensi yang juga menaungi Conor McGregor.
Baca juga: Mike Tyson Pernah Melamar Kerja sebagai Pelatih Manny Pacquiao
Menurut Justine Fortune, peluang Manny Pacquiao bertarung melawan McGregor di ring tinju sangat kecil.
Pasalnya, Fortune menilai Pacquiao tidak akan menurunkan derajatnya sebagai legenda tinju dunia dengan menghadapi McGregor yang merupakan petarung seni beladiri campuran.
Namun, jika harus terjadi, Fortune menilai Pacquiao akan menghancurkan McGregor tidak lebih dari tiga ronde.
"Mengapa kita harus membuat orang itu (McGregor) kaya? Mengapa kita harus menghancurkan warisan Pacquiao untuk gelandangan seperti McGregor?," kata Fortune dikutip dari situs The Manila Times.
"Dalam tiga ronde, Pacquiao akan menghancurkan McGregor. Pacquiao adalah petinju yang sangat cepat dan kuat. McGregor bukan apa-apa," ucap Fortune.
"Maksud saya, Pacquiao adalah seorang petinju hebat dan McGregor petarung MMA. McGregor bukan petinju. Ini sangat sederhana," kata Fortune menambahkan.
"Ingat, Manny Pacquiao akan dikenang sebagai petinju terhebat dalam sejarah ketika nanti dia pensiun. Tidak ada satupun orang yang bisa mengikuti pencapaian Pacquiao dalam dunia tinju," ucap Fortune.
Baca juga: Presiden UFC Beri Lampu Hijau, Duel Ulang McGregor Vs Mayweather Segera Terwujud?
McGregor pernah satu kali tampil di ring tinju dengan menghadapi legenda Amerika Serikat, Floyd Mayweather Jr, pada Agustus 2016.
Debut McGregor di ring tinju tidak berakhir mulus karena kalah secara technical knock out (TKO) pada ronde ke-10.
Meski kalah, McGregor berhasil meraup keuntungan mencapai 30 juta dolar Amerika Serikat atau lebih dari Rp 400 miliar.