JAKARTA, KOMPAS.com - Video tiga menitan di laman TribunJabar.id pada pertengahan Juli 2020 berkisah tentang bek Persib Bandung Nick Kuipers yang membuka usaha kuliner sandwich gulung.
Kuipers, pesepak bola berpaspor Belanda itu menawarkan makanan sandwich gulung berisi daging sapi, ayam, kambing, maupun ikan plus sayuran segar.
"Namanya Johnny Wrap," kata Kuipers menerangkan.
Baca juga: Nick Kuipers Isyaratkan Bertahan Lebih Lama di Persib Bandung
Bersama kawannya, Freddy, Nick Kuipers membuka gerai makanan itu di kawasan Cipedes Tengah, Kota Bandung.
"Sekarang sudah ada 11 varian rasa," kata Kuipers.
Sejatinya, bisnis Johnny Wrap, terang Kuipers, sudah berjalan empat tahun di Belanda.
Di Bandung, Kuipers membuka usaha ini sebagai alternatif menjawab tantangan pandemi corona.
"Tidak ada yang tahu nantinya keadaan ke depan karena pandemi ini," kata Kuipers yang memulai usahanya di Bandung sejak empat bulan silam.
Lain Kuipers, lain juga kisah pebulutangkis asal Malaysia Chan Peeng Son.
Laman thestar.com.my menulis, Peeng Son membuka usaha berjualan masker penutup mulut.
Ia mengaku usaha ini bisa memberikan edukasi pentingnya menjaga diri selama pandemi.
Dengan menyematkan merek Cha-ger, ia yakin bisa memberikan energi positif bagi banyak orang.
Di Thailand, atlet futsal wanita Suchada Wapeena mengembangkan bisnis berjualan busana secara online.
Kiper kedua timnas putri Thailand pada SEA Games 2017 ini mengaku mesti memutar otak untuk dapat menambah penghasilan selama pandemi.
Pasalnya, Liga Futsal Thailand 2020 pun mengalami penundaan.
Usaha rintisan ini sudah dijalankan Suchada sejak 2019.
Ia mengalihkan bisnisnya secara daring karena saat ini pilihan berbelanja dengan sistem itu menjadi alternatif mencegah meluasnya pandemi.
Inspiratif
Di masa pendemi, fakta menunjukkan bahwa banyak orang beralih menjadi wirausaha.
Kebanyakan, wirausaha yang dipilih bergerak di bidang kuliner.
"Ada usaha makanan beku (frozen food) yang kami lihat," kata CEO PT Kreasi Arduo Indonesia Robert Widjaja, kemarin.
Berdasarkan data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), jumlah usaha kuliner di Indonesia pada 2018 mencapai 5,55 juta unit atau 67,66 persen dari total 8,20 juta usaha ekonomi kreatif.
Rata-rata tingkat pertumbuhan usaha ekonomi kreatif selama 7 tahun terakhir adalah 9,82 persen.
Pilihan menjadi pelaku usaha atau enterpreneur, menurut Robert adalah pilihan yang bagus dan inspiratif.
Baca juga: Terjun ke Bisnis Frozen Food, Berapa Untungnya?
Secara khusus, kata Robert, atlet atau olahragawan yang menjadi enterprenuer pun bisa menjadi contoh.
"Dia harus bisa membawa semangat wirausaha kepada banyak orang," kata Robert Widjaja saat meluncurkan produk chest freezer dengan merek Artugo.
Robert menambahkan, bisnis makanan beku selama pandemi menjadi incaran banyak orang.
Bisnis ini juga berkait dengan kebiasaan baru selama masa pandemi tatkala banyak orang memilih tidak keluar rumah untuk mencegah tertular virus corona.
Berkait dengan itulah, incaran untuk memasarkan peralatan rumah tangga penyimpan makanan beku menjadi salah satu strategi pihaknya.
"Banyak orang mencari chest freezer sekarang," tutur Robert.
Maka dari itu, lanjut Robert, pihaknya sebagai langkah awal menetapkan lima cabang di Jakarta, Semarang, Surabaya, Kediri, dan Makassar untuk meraup pasar yang lebih luas.
Pada September nanti, selain tambahan di Jayapura, Manokwari, Nabire, dan Ambon sebagai perluasan layanan ke bagian timur Indonesia oleh cabang Makassar, lima kota yakni Banjarmasin, Samarinda, Denpasar, Yogyakarta, dan Bandung akan menjadi cabang baru.
Sebelum 2020 usai, akan dibuka juga cabang di Medan, Padang, dan Pekanbaru.
Robert menerangkan, piranti penyimpan makanan beku itu juga berkaitan dengan kegiatan perekonomian perikanan tangkap.
"Butuh cold storage kan untuk produksi perikanan di Ambon dan Jayapura misalnya," kata Robert.
Robert melanjutkan, selain menangkap pasar melalui strategi kantor cabang, pihaknya juga menawarkan lebih banyak varian kapasitas chest freezer.
Sekitar 12 varian mulai dari kisaran harga Rp 1,8 juta hingga lebih dari Rp 20 juta bisa menjadi piilihan.
Ia menyebutkan, ada penawaran untuk ukuran 100 liter, 150 liter, 200 liter, 300 liter, 400 liter, 600 liter, 650 liter, dan 750 liter.
Kemudian, tersedia juga ukuran besar mulai 950 liter, 1100 liter, 1350 liter, 1400 liter, hingga 1600 liter.
Sementara, varian daya listrik pada peralatan elektronik itu bermula dari 180 volt hingga 250 volt.
Robert menambahkan juga pihaknya menyiapkan layanan purnajual berbasis digital bernama Artugo Digital Warranty.
Layanan itu bisa diakses pada laman artugo.co.id .
Sementara, pada akhir 2020 kelak, kata Robert, pihaknya mematok target penjualan terealisasi hingga 20.000 unit di Indonesia.