Sebagian pendukung justru skeptis dan menganggap bahwa regulasi FFP merupakan cara para elite menjaga agar tak ada klub-klub baru yang menantang zona nyaman mereka.
New Money vs Old Money
Namun, di level lain (setidaknya beberapa tingkat di bawah Manchester City), peraturan ini bekerja.
New York Times memaparkan bahwa pada awal 2010-an, klub-klub di Eropa memiliki hutang hampir sebesar 2 miliar dolar.
Jumlah setara 70 triliun rupiah ini dilaporkan setara dengan kerugian pengusaha hotel dan restoran di Tanah Air sejauh ini akibat pandemi virus corona.
Penerapan FFP membuat klub-klub di Benua Biru menuai profit hingga 680 juta dolar pada 2017.
Bahkan, laporan keuangan UEFA pada 2018 memaparkan kalau klub-klub anggota mereka mencatatkan keuntungan untuk tahun kedua secara beruntun.
Premier League sendiri punya versi FFP mereka di mana klub-klub dibatasi untuk hanya menggunakan 4 juta pound tambahan dari uang hak siar demi membiayai gaji pemain.
Baca juga: Lolos dari Jeratan CAS, Man City Ngegas di Bursa dan Incar 4 Nama
Selama dua tahun setelah diterapkan pada 2013, klub-klub Premier League mencatatkan profit kolektif sebesar 200 juta pound.
Ini merupakan transformasi besar-besaran setelah 12 dari 20 klub mendulang kerugian pada 2012-2013 dengan total 291 juta pound.
Jelas bahwa, dalam banyak hal, peraturan FFP bekerja dengan baik dan membantu banyak klub Eropa dari keambrukan finansial.
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, menjelaskan pada awal tahun ini bahwa laporan keuangan klub-klub Eropa tersebut menjadi bukti bahwa FFP berjalan dengan baik.
"Ini bukti suksesnya regulasi FFP, ekosistem sepak bola Eropa yang stabil dan punya investasi berkesinambungan serta bertanggung jawab," tuturnya.
Inilah sebabnya, dalam level yang paling ketara, FFP mungkin terlihat ompong dan tanpa kekuatan.
Akan tetapi, jika kita melihat ke lapisan-lapisan di bawah, gebrakan UEFA ini mempunyai arti sangat signifikan bagi klub-klub sepak bola Eropa yang lepas dari pantauan layar para fans di Indoensia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.