KOMPAS.com - Geladang Bayern Muenchen Joshua Kimmich mendorong semua pesepak bola untuk menyerukan keadilan terhadap George Floyd.
Dukungan untuk George Floyd dan seruan antirasialisme terus datang dari lapangan hijau.
Di Bundesliga contohnya. Beberapa pemain, seperti Jadon Sancho, Achraf Hakimi (Borussia Dortmund), Weston McKennie (Schalke 04), dan Marcus Thuram (Borussia Moenchengladbach), memyampaikan pesan dukungan itu di tegah pertandingan.
Sancho dan Hakimi menunjukkan kaus bertuliskan "Justice for George Floyd" saat berselebrasi setelah mencetak gol ke gawang Paderborn.
Baca juga: Soal Selebrasi untuk George Floyd, Jadon Sancho Bebas dari Sanksi DFB
Tulisan serupa juga melingkar di ban kapten yang dikenakan McKennie.
Sementara, Thuram menyampaikan pesan dukungan untuk Floyd dengan berlutut setelah mencetak gol ke gawang Union Berlin.
Bagi Joshua Kimmich, apa yang dilakukan Sancho dkk sudah semestinya diikuti oleh semua pesepak bola.
Geladang Bayern Muenchen itu menilai bahwa pesepak bola adalah panutan yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan.
Baca juga: Syukur Muhammad Ali Tidak Melihat Kasus George Floyd, Kalau Saja Melihat...
"Kami pesepak bola, seperti Sancho, memiliki kemampuan untuk memberikan pesan dan menjadi panutan," kata Kimmich, seperti dilansir dari The Guardian, Kamis (4/6/2020).
Untuk itu, Kimmich mendorong semua pemain dan klub untuk meneruskan pesan tersebut.
"Apa yang kami ucapkan bisa menjadi sesuatu. Saya senang banyak pemain yang menyerukan pesan terserbut," ucap pemain 25 tahun itu.
"Namun, mungkin ini juga bisa dilakukan oleh semua pemain dalam tim karena sepak bola adalah contoh bagaiamana rasialisme masih bisa hidup," imbuhnya.
Diinformasikan sebelumnya, George Floyd adalah pria berkulit hitam yang menjadi korban pembunuhan anggota polisi di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat.
Baca juga: Bos Bundesliga Tak Akan Hukum Pemain yang Tunjukkan Solidaritas untuk George Floyd
Floyd tewas setelah lehernya ditindih lutut polisi, ketika ia tiarap dan sedang diamankan.
Rekaman video memperlihatkan bagaimana Derek Chauvin, seorang anggota Kepolisian Minneapolis, menindih leher Floyd dengan lututnya selama lebih dari 8 menit.
Padahal, saat itu, Floyd telah mengutarakan bahwa ia tak bisa bernapas.
Kematian Floyd kemudian memantik demonstrasi besar-besaran di Amerika Serikat dengan mengangkat isu rasialisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.