KOMPAS.com - Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat, mengakhiri kariernya sebagai atlet pada usia 32 tahun.
Momen tersebut terjadi di Istora Senayan sebelum final Indonesia Open, tepatnya 16 Juni 2013.
Saat itu, meski sudah merencanakan pensiun satu tahun sebelumnya, Taufik Hidayat terlihat masih kesulitan mengucapkan kata perpisahan.
"Hari ini, saya memutuskan pensiun dari dunia bulu tangkis," kata Taufik Hidayat yang disambut gemuruh Istora Senayan ketika itu.
Seusai berpidato, Taufik Hidayat menyerahkan sebuah raket kepada Jonatan Christie sebagai simbol penerus tunggal putra Indonesia.
Pada Indonesia Open 2013, Taufik Hidayat langsung terhenti pada babak pertama seusai kalah rubber game dari wakil India, Sai Praneeth.
Baca juga: Anthony Ginting Penasaran dengan Kisah Taufik Hidayat di Athena 2004
Hasil itu tentu sangat mengecewakan untuk Taufik Hidayat dan penggemar bulu tangkis Indonesia.
Pasalnya, Taufik Hidayat adalah salah satu tunggal putra Tanah Air tersukses di Indonesia Open.
Selama 25 tahun kariernya, Taufik Hidayat berhasil enam kali juara Indonesia Open pada edisi 1999, 2000, 2003, 2004, dan 2006.
Jumlah itu membuat Taufik Hidayat menyamai prestasi legenda tunggal putra Indonesia, Ardy Wiranata.
Taufik Hidayat, Ardy Wiranata, dan Lee Chong Wei (Malaysia) sampai saat ini masih menjadi tunggal putra tersukses di Indonesia Open dengan torehan enam gelar.
Baca juga: Taufik Hidayat: Audisi Bukan Satu-satunya Jalan Jadi Pemain Top
"Mungkin ini bukan akhir yang bagus, tetapi tolong jangan hanya melihat hasil hari ini. Ingatlah perjuangan saya dari awal mengarungi susah senangnya jadi pemain bulu tangkis," kata Taufik Hidayat seusai kalah dari Sai Praneeth.
"Saya tentu kecewa dengan hasil ini, tetapi saya lebih kecewa lagi karena akan mengakhiri karier saya” ujar Taufik menambahkan.
Taufik merupakan salah satu pemain bulu tangkis terbaik yang dimiliki Indonesia.
Pria kelahiran Bandung itu tercatat pernah mempersembahkan banyak gelar bergengsi untuk Indonesia seperti dua kali medali emas Asian Games tahun 2002 dan 2006 hingga Juara Dunia 2005.
Medali emas Olimpiade Athena 2004 menjadi prestasi terbaik Taufik Hidayat yang dipersembahkan untuk Indonesia.
Baca juga: Kesaksian Taufik Hidayat dalam Sidang Eks Menpora Imam Nahrawi
Setelah pensiun, Taufik Hidayat tidak jauh dari bulu tangkis dengan mendirikan Taufik Hidayat Arena di Jakarta.
Selain menyediakan lapangan latihan, Taufik Hidayat Arena juga membuka program latihan untuk masyarakat umum.
Taufik Hidayat juga pernah menjabat sebagai Staf Khsusus Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Bidang Komunikasi dan Kemitraan periode 2016-2018.
Saat itu, Kemenpora dipimpin oleh Imam Nahrawi yang kini menjadi tersangka kasus suap sebesar Rp 11,5 miliar dan gratifikasi Rp 8,648 miliar.
Kasus Imam Nahrawi ini juga menyeret Taufik Hidayat.
Taufik Hidayat pada Rabu (6/5/2020) dipanggil sebagai saksi ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Baca juga: Seperti Halnya Taufik Hidayat, Lee Chong Wei Sulit Tergantikan
Dalam kesaksiannya, Taufik Hidayat mengakui pernah menjadi kurir uang untuk Imam Nahrawi sebesar Rp 1 miliar.
Uang tersebut diambil dari anggaran Program Indonesia Emaas (Satlak Prima) oleh pejabat terkait dan diserahkan Taufik Hidayat ke asisten Imam Nahrawi, Miftahul Ulum.
Meski mengakui menjadi kurir, Taufik Hidayat dalam pernyataannya tidak tahu-menahu untuk apa uang yang diminta Imam Nahrawi.
Taufik Hidayat mengaku hanya mengantar sesuai arahan Direktur Perencanaan dan Anggaran Kemenpora saat itu, Tomy Suhartanto.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam waktu dekat akan mendalami pernyataan Taufik Hidayat untuk menentukan tindakan lanjutan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.