Bantu Keuangan Mantan Klubnya, Fellaini Beri Pinjaman Rp 48 Miliar

KOMPAS.com - Marouane Fellaini dikabarkan telah memberikan pinjaman dana kepada mantan klubnya, Standard Liege, untuk membantu mereka lepas dari krisis keuangan.

Standard Liege yang merupakan klub profesional pertama Fellaini saat ini sedang mengalami situasi buruk.

Kontestan Jupiler Pro League atau kompetisi kasta teratas Liga Belgia itu sedang mengalami krisis finansial dan terancam bangkrut.

Pandemi Covid-19 juga membuat kondisi keuangan Standard Liege memburuk.

Baca juga: Marouane Fellaini Positif Terjangkit Virus Corona di China

Seperti dilansir dari Reuters, Rabu (29/4/2020), Standard Liege telah meminta bantuan kepada Fellaini agar ia berinvestasi dan membantu klub melewati krisis keuangan.

Hal itu mereka lakukan agar klub yang berusia 122 tahun itu tidak bangkrut dan didegradasi ke kasta bawah.

Fellaini kemudian meminjamkan dana sebesar tiga juta euro (Rp 48.9 miliar) kepada Standard Liege untuk membantu keuangan klub tersebut.

Standard Liege memang memiliki jasa besar terhadap karier Fellaini.

Pemain yang kini bermain untuk klub Liga Super China, Shandong Luneng, tersebut mengawali karier di Standard Liege pada 2006.

Baca juga: Pernyataan Marouane Fellaini Setelah Dinyatakan Positif Covid-19

Setelah dua musim berseragam Standard Liege, Fellaini kemudian hijrah ke Liga Inggris.

Di Inggris, Fellaini tercatat pernah bermain untuk Everton (2008-2013) dan Manchester United (2013-2019).

Fellaini bukan satu-satunya mantan pemain Standard Liege yang bersedia memberikan bantuan.

Bintang Borussia Dortmund, Axel Witsel, dilaporkan telah menyumbangkan uang senilai 1,5 juta euro (Rp 24,7 miliar) kepada Standard Liege.

Baca juga: Fellaini Kritik Kebijakan Manchester United Soal Pemecatan Pelatih

Sama seperti Fellaini, Witsel juga memulai karier profesionalnya bersama Standard Liege.

Witsel tercatat membela Standard Liege pada periode 2006-2011.

Beberapa waktu lalu, Asosiasi Sepak Bola Belgia (KBVB) telah mencabut lisensi profesional milik Standard Liege karena mereka kedapatan menunggak gaji para pemainnya.

Standard Liege telah mengajukan banding dan mereka memiliki waktu sampai dengan 5 Mei 2020 untuk memenuhi kewajiban finansial.