Hal ini membuat Presiden Nayib Bukele dari El Salvador mempertanyakan angka-angka Nikaragua tersebut.
"Ada beberapa negara yang menangani kasus ini dengan baik. Namun, ada juga yang menunjukkan angka-angka lebih kecil hanya karena mereka tak melakukan pengetesan dengan baik, seperti Nikaragua," tutur Bukele seperti dikutip dari La Prensa.
Baca juga: Carlos Tevez Kenang Momen Dia Adu Pagi-pagian dengan CR7... dan Kalah
Namun, Camilo Velasquez, seorang jurnalis sepak bola Nikaragua, mengutarakan ada movitasi lain dari keteguhan hati Pemerintah Nikaragua menjalankan kompetisi olahraga di tengah pandemi virus corona.
"Olahraga itu seperti memberikan roti dan sirkus kepada rakyat," tutur Velasquez.
"Pemerintah takut bahwa situasi Covid-19 menciptakan situasi sempurna bagi oposisi untuk menciptakan mogok massal atau krisis nasional."
Orlando Canales, juru bicara La Liga Primera, mengutarakan bahwa mereka belum melihat alasan untuk memberhentikan kompetisi.
Apalagi, liga lokal yang ditayangkan di televisi dan secara online tersebut menunjukkan peningkatan audiens setelah publik tak boleh menghadiri laga-laga secara langsung di stadion.
Baca juga: Dokter-dokter Tim NFL Jadi Garda Terdepan Melawan Covid-19
Para pemain yang teguh tak ingin bermain karena khawatir soal Covid-19 pun mendapat denda.
Atlet bisbol bernama Robin Zeledon dari tim Brumas di Jinotega mogok merumput pada akhir Maret karena khawatir terpapar virus corona dan menyebarkannya ke keluarga.
Alih-alih memberi dukungan, tim memberinya skorsing satu tahun dan berhenti membayar gaji bulanannya yang berada di angka 200 dolar AS (3,1 juta rupiah) per bulan.
Sementara, tim sepak bola Cacique Diriangen FC menemukan solusi unik untuk tetap merumput walau mereka khawatir terhadap Covid-19.
Para pemain tetap bertanding seperti biasa dengan memakai masker dan sarung tangan. Tak lupa starter tim melakukan physical distancing saat foto tim.
Hal ini sontak membuat mereka jadi viral.
¡FINAL DEL PARTIDO!
DIRIANGÉN FC 2-0 OCOTAL
BERNARDO LAUREIRO??????????¡Más líderes que nunca! ???????? pic.twitter.com/Am5yuxVyay
— #QuédateEnCasa???? (@1917Diriangen) March 22, 2020
"Saya tak tahu kenapa mereka belum berhenti bermain," tutur Sebastian Barquero, striker tim asal Kosta Rika yang telah mendapat izin untuk kembali ke rumahnya.
"Sepak bola telah berhenti di seluruh dunia, tetapi tidak di Nikaragua," lanjutnya.
Kondisi ini juga diperparah oleh Presiden Daniel Ortega yang telah menghilang dari muka publik selama 34 hari terhitung 15 April 2020.
Absensi Ortega di tengah wabah Covid-19 menimbulkan beberapa spekulasi soal kesehatan sang presiden.
La Prensa mengutarakan bahwa absensi ini bisa menjadi krisis kepemimpinan apabila presiden yang telah menjabat sejak 2007 tersebut benar mengalami masalah kesehatan.
Media Nikaragua itu pun telah membuat beberapa skenario suksesi kepemimpinan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.