KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, mengatakan persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 terhambat akibat pandemi virus corona.
PON 2020 dijadwalkan berlangsung di Papua pada 20 Oktober hingga 2 November 2020.
Sejauh ini, Gubernur Papua, Lukas Enembe, mengatakan persiapan masih berjalan baik. Salah satu kriterianya adalah pembangunan venue secara keseluruhan sudah mencapai 85-90 persen.
Namun, Menpora melalui telekonferensi pers yang dilakukan di Jakarta, Selasa (7/4/2020) kemarin, mengatakan persiapannya mulai terhambat karena pandemi global ini yang meluas di Indonesia.
Baca juga: Gubernur Papua Minta Jokowi Pertimbangkan Jadwal PON 2020
"Sampai saat ini, kami mendapat laporan persiapan tetap berjalan meskipun sudah sangat melambat," kata Zainudin Amali seperti dikutip dari Antara.
Saat ini, ada empat arena olahraga yang sedang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk PON di Kabupaten Jayapura.
Empat arena tersebut meliputi Stadion Akuatik, Istora Papua Bangkit, venue cricket, dan lapangan hockey yang ditargetkan selesai pada Juni hingga Juli mendatang.
Meski demikian, Menpora mengakui bahwa pandemi virus corona yang belum juga mereda mengakibatkan persiapan tersebut terhambat.
Bukan hanya masalah venue, atlet pun disebut tidak fokus dalam menjalani latihan karena kekhawatiran terhadap pandemi ini.
Menanggapi hal-hal tersebut, Menpora kemudian mengatakan ada pertimbangan untuk meminta PON 2020 ditunda.
Lebih lanjut, Menpora Zainudin Amali belum memutuskan apapun karena masih harus menyampaikan data-data tersebut kepada Presiden Jokowi di rapat kabinet untuk mmebahas pelaksanaan PON 2020.
"Ketum KONI menyampaikan dengan kondisi pelatda mandiri tentu tidak maksimal persiapannya sehingga ada pertimbangan untuk minta ditunda," kata Menpora.
"Akan tetapi, kita harus memperkuat alasan penundaan tersebut kalau itu jadi pilihan ke depannya," sambung Zainudin Amali.
Zainudin menyampaikan bahwa wewenang untuk memutuskan kelanjutan PON 2020 bukan menjadi miliknya, melainkan Presiden Jokowi.
"Kami sedang mengumpulkan informasi yang akan kita sampaikan dalam rapat kabinet. Apabila harus ditunda, kita harus mencari waktu yang tepat agar tidak bertabrakan dengan ajang olahraga lain seperti Piala Dunia U20 2021" kata Zainudin Amali.