KOMPAS.com - Mercedes dan empat tim Formula 1 siap memproduksi 1.000 alat bantu pernapasan (ventilator) per hari untuk membantu mengatasi pandemi virus corona.
Engineers Mercedes telah berhasil merekayasa ulang mesin dalam waktu kurang dari 100 jam untuk menghasilkan perangkat Continuous Positive Airway Pressure (CPAP).
CPAP merupakan alat yang berfungsi membantu menjaga saluran udara pasien tetap terbuka dan meningkatkan jumlah oksigen yang memasuki paru-paru dengan cara mendorong udara dan oksigen ke dalam mulut dan hidung secara terus-menerus.
Sederhananya, CPAP akan membantu pasien tetap mendapatkan oksigen ketika tidak menarik napas.
Baca juga: 4 Tim F1 Bantu Produksi Ventilator sebagai Upaya Perangi Virus Corona di Inggris
Selain Mercedes, terdapat empat tim F1 lainnya, yakni Red Bull Racing, Renault Sport, dan Williams, yang juga terlibat dalam proyek ini.
Untuk menciptakan CPAP, kelima tim F1 ini bekerja sama dengan UK (bagian dari Organisasi Riset dan Inovasi Inggris) dan University College London (UCL).
Baca juga: Perjalanan Hidup Eks Bos F1, Anak Nelayan yang Doyan Balapan hingga Nikahi 3 Perempuan
Setelah melalui proses uji klinis, CPAP hasil rekayasa ini lolos verifikasi Badan Pengawas Obat dan Produk Kesehatan Inggris pekan lalu.
Alhasil, Mercedes dan empat tim F1 lainnya akan segera memproduksi CPAP dengan kemampuan 1.000 alat per hari mulai minggu ini.
Kelima tim ini bersedia ikut serta ke dalam proyek pembuatan ventilator karena jadwal F1 musim 2020 masih belum jelas karena pandemi virus corona.
Menurut salah satu Profesor UCL, proses rekayasa mesin untuk bisa menghasilkan CPAP seharusnya memakan waktu bertahun-tahun.
Namun, karena bantuan dari engineers tim F1, proses rekayasa ini bisa berhasil kurang dari 100 jam.
Andy Cowell, Managing Director Mercedes-AMG High Performance Powertrains, mengaku bangga bahwa pembuat mesin F1 dapat berpartisipasi dan membantu menghasilkan ventilator dalam waktu yang cepat.
Baca juga: Eks Bos F1 Kembali Jadi Seorang Ayah Saat Usia 89 Tahun
Beberapa ahli menyatakan kekhawatiran bahwa menggunakan mesin CPAP dapat membahayakan pekerja rumah sakit dengan menciptakan kabut tetesan yang mengandung virus.
Namun, otoritas kesehatan Inggris memastikan CPAP tidak berbahaya selama petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD).
"Perangkat ini akan membantu menyelamatkan nyawa dengan memastikan bahwa ventilator hanya digunakan untuk yang sakit parah," kata profesor Mervyn Singer, konsultan perawatan kritis di University College London Hospitals (UCLH).
Adapun terkait jadwal F1 2020, sejauh ini sudah ada delapan seri yang batal terselenggara sesuai jadwal di mana dua di antaranya terpaksa dibatalkan.
Dua seri yang dibatalkan adalah GP Australia yang seharusnya menjadi balapan pembuka dan GP Monaco, seri ketujuh.
Setelah GP Australia dan GP Monaco dibatalkan, F1 2020 kini hanya menyisakan 20 balapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.