Salah satu hal yang menjadi pangkal permasalahan adalah BBC meyakini kalau IOC punya hak dalam kontrak mereka untuk membatalkan Olimpiade atas alasan keamanan.
Baca juga: Radja Nainggolan: Setelah Semua Ini Berakhir, Saya Ingin Bermain Sampai Usia 50 Tahun
Mereka dilindungi dari klaim-klaim ganti rugi dari kota penyelenggara dalam event tersebut.
Namun, kontrak tersebut tak menyebutkan soal penundaan event sehingga IOC ingin agar Jepang yang mengambil keputusan akhir.
Setidaknya, protes keras dari beberapa Komite Olimpiade nasional bisa membuat kondisi lebih jelas.
Tanpa partisipasi dari Kanada dan Australia, Olimpiade ini tak akan lengkap.
IOC dan pihak penyelenggara lokal bisa mengatakan kalau Olimpiade tak akan dapat bergulir dengan jadwal sekarang dan hal ini bisa menjadi perlindungan di balik kasus legal dan klaim asurani dari berbagai kontrak komersial yang terkait dengan event ini, dari para sponsor sampai pemegang hak siar.
Ricardo Fort, kepala sponsorship di Coca-Cola, salah satu sponsor kunci Olimpiade, mengatakan bahwa tindakan IOC untuk terus mengevaluasi keadaan sudah tepat.
"Apapun keputusan yang mereka ambil, hal ini akan berdasarkan fakta (dan bukan tekanan dari federasi manapun)," tuturnya.
Sementara itu, berbagai polling di Jepang mengutarakan kalau publik mengharapkan penundaan Olimpade Tokyo 2020 ditengah pandemi Covid-19.
Baik IOC atau pihak penyelenggara lokal telah menekankan kalau penundaan Olimpiade dengan bujet sebesar 12,6 miliar dolar AS atau 200 triliun rupiah ini akan menghadirkan berbagai tantangan masif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.