KOMPAS.com - Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, menilai kualitas wasit Indonesia berpengaruh besar kepada kebiasaan pemain di lapangan.
Salah satu buktinya adalah ketika PSM Makassar mendapat dua kartu merah pada ajang Piala AFC Zona ASEAN melawan Kedah Darul Aman, Selasa (9/8/2022).
Mereka yang mendapatkan kartu merah adalah Yuran Fernandes (62') dan Agung Mannan (90+8'). Keduanya mendapat kartu merah lewat dua kartu kuning.
Artinya, bukan kartu merah langsung dari wasit.
Meski demikian, Bernardo Tavares menganggap dua kartu kuning yang didapatkan oleh Yuran dan Agung karena "kebiasaan" di Liga 1.
"Kalau di Liga 1, dua pelanggaran kami itu adalah pelanggaran biasa yang tidak akan mendapat kartu kuning," kata Bernardo Tavares, Selasa (9/8/2022) dikutip Kompas.id.
Ke depan, PSM Makassar masih bakal bermain di final Piala AFC Zona ASEAN melawan wakil Malaysia lainnya, Kuala Lumpur.
Bernardo Tavares tentu merasa kehilangan dua pemain pilar. Oleh karenanya, dia tak ingin anggapan pelanggaran biasa di Liga 1 masih terlihat di Piala AFC.
"Saya akan berbicara ini kepada pemain," ungkapnya.
Jalan PSM Makassar Masih Panjang
Format baru terkait pembagian zona pada Piala AFC membuat jalan PSM Makassar masih panjang.
Adapun zona tersebut yakni Asia Tengah, Asia Timur, Asia Barat, dan ASEAN.
Untuk menjadi wakil ASEAN, PSM harus menang pada fase final zona melawan Kuala Lumpur pada Rabu (24/8/2022).
Andai menang, mereka akan tembus final interzona. Adapun final interzona dianggap babak semifinal utama Piala AFC 2022.
Kemudian, jika memenangi final interzona, PSM baru akan tampil di final utama menghadapi pemenang dari persaingan di zona Asia Barat.
https://www.kompas.com/sports/read/2022/08/13/21210048/kualitas-wasit-indonesia--kartu-merah-afc-dianggap-pelanggaran-biasa-di