KOMPAS.com - Kekalahan acapkali dikaitkan dengan perlajaran dan bahan evaluasi.
Sebanyak enam kali Indonesia sukses tampil di final Piala AFF, enam kali pula skuad Garuda kalah.
Artinya, enam kali pula timnas Indonesia sudah merasakan pelajaran penting dari final Piala AFF.
Akan tetapi, pelajaran dan bahan evaluasi timnas Indonesia di bawah naungan PSSI belum berbuah hasil sama sekali di Piala AFF.
Kali pertama Indonesia mencapai partai final adalah pada Piala AFF 2000 (dulu bernama Piala Tiger).
Saat itu, Indonesia dilatih oleh Nandar Iskandar. Skuad Garuda mampu mencetak total 12 gol dalam gelaran Piala AFF 2000.
Striker Indonesia, Gendut Doni Christiawan, menjadi top skorer dengan lima gol. Jumlah itu sama dengan yang dimiliki oleh pemaih Thailand, Worrawoot Srimaka.
Pelajaran 2: Piala AFF 2002
Thailand 2-2 Indonesia, adu penalti 4-2
Partai final Piala AFF 2002 menjadi penampilan Indonesia yang paling dekat dengan trofi juara.
Bagaimana tidak, Indonesia kalah dari Thailand hanya lewat adu tendangan penalti (2-4) setelah kedua kubu bermain 2-2 pada sebuah laga menegangkan di hadapan 100.000 penonton yang memadati Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Garuda bahkan mampu comeback pada 90 menit pertandingan setelah Thailand unggul 2-0 lebih dulu lewat Chukiat Noosarung (26') dan Therdsak Chaiman (38').
Namun, gelandang Persib, Yaris Riyadi, membalas segera setelah babak kedua dimulai dan malapaetaka datang bagi Thailand setelah Noosarung dikartu merah wasit pada menit ke-57.
Gol penyerang Persija, Gendut Doni, pada menit ke-79 memaksa pertandingan masuk ke babak perpanjangan waktu dan kemudian adu penalti.
"Saya tak percaya dengan hasil ini. Banyak peluang namun gagal," ujar pelatih timnas ketika itu, Ivan Kolev, dikutip BOLA edisi Selasa, 31 Desember 2002.
Pelajaran 3: Piala AFF 2004
Singapura 5-2 Indonesia (3-1; 2-1)
Timnas Indonesia pada Piala AFF 2004 yang saat itu masih bertajuk Piala Tiger hampir saja membawa pulang kemenangan di bawah komando pelatih Peter White.
Indonesia diisi oleh pemain-pemain legendaris seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Boaz Solossa, Charis Yulianto, hingga Ilham Jaya Kusuma.
Akan tetapi, timnas Indonesia harus takluk dua kali menghadapi Singapura.
Pelajaran 4: Piala AFF 2010
Malaysia 4-2 Indonesia (3-0; 1-2)
Satu partai final yang menyakitkan lainnya adalah Piala AFF 2010. Indonesia digadang-gadang juara.
Sebab, pada babak penyisihan Grup A Piala AFF 2010, Indonesia menaklukan Malaysia dengan skor 5-1.
Akan tetapi, skuad Garuda kalah pada final Piala AFF 2010. Leg pertama, mereka takluk 0-3 di Stadion Bukit Jalil, Malaysia.
Kemudian, Indonesia menang 2-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kemenangan itu tak banyak berarti karena agregat menunjukkan 2-4 untuk kekalahan Garuda.
Pelajaran 5: Piala AFF 2016
Thailand 3-2 Indonesia (1-2; 2-0)
Alfred Riedl menjadi pelatih yang mampu membawa timnas Indonesia ke final Piala AFF untuk kali kedua.
Sebelumnya, Alfred Riedl membawa Indonesia ke partai puncak pada Piala AFF 2010.
Akan tetapi, lagi-lagi pelatih asal Austria itu gagal untuk kali kedua, sekaligus kali kelima Indonesia gagal juara usai mencapai final.
Indonesia menang 2-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Tetapi, takluk 0-2 di Thailand, Stadion Raja Mangala.
Pelajaran 6: Piala AFF 2020
Thailand 6-2 Indonesia (4-0; 2-2)
Skuad Garuda asuhan Shin Tae-yong berangkat ke Singapura dengan pemain-pemain muda, yakni rata-rata usia 23,7 tahun.
Selain muda, pengalaman mereka juga tak begitu banyak di level timnas senior.
Meski demikian, timnas Indonesia bisa merangsek ke partai final dengan permainan yang apik. Mereka bahkan mengalahkan Malaysia dengan skor telak 4-1.
Hanya saja, timnas Indonesia harus takluk dengan agregat 2-6 dari Thailand pada final Piala AFF 2020.
https://www.kompas.com/sports/read/2022/01/01/22100058/final-piala-aff-2020--pelajaran-jilid-6