Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Pelatih di Balik Kesuksesan Duet Greysia/Apriyani

Adapun Greysia Polii/Apriyani Rahayu mulai dipasangkan sejak 2017. Setelah itu, mereka terus berkompetisi di pentas dunia hingga meraih prestasi tertinggi pada Olimpiade Tokyo 2020.

Pada pergelaran Olimpiade Tokyo 2020, Greysia/Apriyani turun tanpa predikat unggulan.

Namun, hal itu tak mengurangi semangat dan keyakinan Greysia/Apriyani dalam menatap persaingan sengit di sektor ganda putri Olimpiade Tokyo.

Bahkan, Greysia/Apriyani tampil meyakinkan sejak fase grup. Mereka menyapu bersih ketiga laga, termasuk ketika bersua unggulan pertama, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang).

Greysia/Apriyani sukses mengalahkan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota lewat rubber game sehingga dipastikan lolos ke fase gugur sebagai juara grup.

Pada fase gugur pertama atau perempat final, Greysia/Apriyani mengalahkan Du Yue/Li Yin Hui (China) dan berhak melaju ke semifinal.

Selanjutnya, di semifinal, mereka bertemu pasangan Korea Selatan, Lee So-hee/Shin Seung-chan, yang berstatus unggulan keempat.

Namun, lagi-lagi status unggulan yang melekat pada lawan tidak membuat Greysia/Apriyani gentar.

Mereka sukses menuntaskan perlawanan Lee So-hee/Shin Seung-chan lewat straight game atau dua gim langsung.

Berkat kemenangan tersebut, Greysia/Apriyani pun lolos ke partai puncak dan bertemu dengan unggulan kedua, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China).

Sebelum bertemu di partai puncak Olimpiade Tokyo, Greysia/Apriyani kalah rekor pertemuan dari Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.

Greysia/Apriyani tercatat baru memenangi tiga laga, sedangkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan unggul dengan enam kemenangan.

Fakta tersebut membuat Chen Qing Chen/Jia Yi Fan yang memiliki status unggulan kedua semakin dijagokan untuk memetik kemenangan.

Setelah bertanding, Greysia/Apriyani membuktikan bahwa status unggulan tak berarti apa-apa di pentas Olimpiade.

Greysia/Apriyani sukses mengalahkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan lewat dua gim langsung untuk memastikan raihan medali emas.

Melalui raihan tersebut, Greysia/Apriyani menjadi ganda putri pertama yang berhasil mempersemabahkan medali emas Olimpiade untuk Indonesia.

Kini, Indonesia tercatat sudah pernah memenangi kelima sektor yang dipertandingkan pada cabor badminton Olimpiade, yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Catatan itu sekaligus melengkapi kesuksesan Greysia/Apriyani pada Olimpiade Tokyo 2020.

Kesuksesan yang diraih Greysia/Apriyani tentu tidak terjadi secara instan. Ada berbagai rintangan dan cerita panjang yang telah mereka lalui hingga bisa membawa pulang medali Olimpiade.

Sedikit cerita di balik kesuksesan Greysia/Apriyani itu kemudian diungkapkan oleh sang pelatih, Eng Hian, ketika berbicara dalam sebuah program acara di KOMPAS TV, Rosi, pada Kamis (12/8/2021) malam WIB.

Pada kesempatan tersebut, Eng Hian mengungkapkan bahwa perjalanan Greysia/Apriyani menuju kesuksesan dipenuhi dengan pergumulan dan pertengkaran, terutama pada masa-masa ketika kedua pebulu tangkis itu pertama kali dipasangkan.

"Awalnya tidak semudah itu. Awalnya juga penuh pergumulan dan pertengkaran," ucap Eng Hian mengungkapkan.

"Saya harus menata cara penyampaian ke mereka, konotasi tidak boleh terlalu tinggi, tapi kalau terlalu pelan, bisa ngelunjak. Jadi, kita harus pas," ujar Eng Hian.

Selain Eng Hian, turut hadir juga Imelda Wiguna selaku pelatih Greysia/Apriyani saat masih berlatih di PB Jaya Raya.

Dalam acara "Rosi: Kado Emas Greysia/Apriyani", Imelda Wiguna juga mengungkapkan cerita serupa.

Dia pun memahami sulitnya menyatukan hati sebagai atlet di nomor ganda, apalagi ketika memiliki jarak usia yang cukup jauh dengan partner seperti Greysia dan Apriyani.

Imelda Wiguna mengungkapkan hal tersebut berdasarkan pengalamannya sebagai atlet ganda putri.

Peraih gelar All England 1979 di nomor ganda putri dan ganda campuran itu juga pernah berduet dengan partner yang memiliki selisih usia cukup jauh, yakni Rosiana Tendean.

"Tidak mudah untuk meyatukan hati sebagai atlet ganda, apalagi berbeda usia cukup jauh, sekitar 10-11 tahun antara Apri dan Greysia," kata Imelda.

"Saya sendiri juga punya pengalaman, terakhir partner sama Rosiana Tendean. Itu juga cukup jauh," ujar Imelda.

Setelah mengakui sulitnya menjadi atlet di nomor ganda, Imelda Wigoena mengungkapkan salah satu langkah yang diambil untuk membentuk seorang Apriyani.

"Tanpa sepengetahuan Apri, pada saat awal-awal (dipasangkan dengan Greysia), saya, Eng Hian, dan Greysia diskusi," kata Imelda.

"Kami semua tahu Apri punya keistimewaan yang jarang dimiliki oleh seorang atlet junior," tuturnya lagi.

"Sabar aja, kalau nakal dijewer saja Apri," tutur Imelda berkelakar saat mengungkapkan pesan kepada Eng Hian terkait cara membina Apriyani Rahayu.

Terakhir, Imelda memuji penampilan apik Apriyani dan Greysia yang tampil memukau sepanjang Olimpiade Tokyo 2020.

Menurut Imelda, Apriyani dan Greysia memiliki mental kuat dan peningkatan level bermain yang pesat.

"Saya sebetulnya terkejut melihat permainan mereka di Olimpiade kali ini. Saya melihat Apriyani dari permainan, teknik, fisik, dan mental, berkembang pesat. Bukan satu level, menurut saya ada peningkatam dua level," kata Imelda.

"Jadi, ini pasti ada peranan dari Eng Hian dengan Greysia sebagai partner. Dari awal main, terutama mentalnya, wajah Apri dan Greysia itu menunjukkan semangat tapi tetap tenang," tutur Imelda.

https://www.kompas.com/sports/read/2021/08/13/05400058/cerita-pelatih-di-balik-kesuksesan-duet-greysia-apriyani

Terkini Lainnya

Barcelona Vs PSG, Bukan Pertarungan Xavi dan Luis Enrique

Barcelona Vs PSG, Bukan Pertarungan Xavi dan Luis Enrique

Liga Champions
Peringatan Pochettino kepada Jackson dan Madueke yang Rebutan Penalti

Peringatan Pochettino kepada Jackson dan Madueke yang Rebutan Penalti

Liga Inggris
Piala Asia U23, STY Sebut Timnas Indonesia Dibuat Tak Nyaman Jelang Vs Qatar

Piala Asia U23, STY Sebut Timnas Indonesia Dibuat Tak Nyaman Jelang Vs Qatar

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Vs Qatar, Reaksi Ivar Jenner Usai Kartu Merah Kontroversial

Timnas U23 Indonesia Vs Qatar, Reaksi Ivar Jenner Usai Kartu Merah Kontroversial

Timnas Indonesia
Top Skor Liga Inggris: Cole Palmer-Haaland Teratas dengan 20 Gol

Top Skor Liga Inggris: Cole Palmer-Haaland Teratas dengan 20 Gol

Liga Inggris
Prediksi Skor Barcelona Vs PSG Leg Kedua 8 Besar Liga Champions

Prediksi Skor Barcelona Vs PSG Leg Kedua 8 Besar Liga Champions

Liga Champions
Piala Asia U23 2024, Timnas Indonesia Protes ke AFC Usai Wasit Kontroversial

Piala Asia U23 2024, Timnas Indonesia Protes ke AFC Usai Wasit Kontroversial

Timnas Indonesia
STY Nilai Laga Indonesia Vs Qatar seperti Pertunjukan Komedi

STY Nilai Laga Indonesia Vs Qatar seperti Pertunjukan Komedi

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024, Kata Pelatih Qatar Usai Kalahkan Timnas Indonesia

Piala Asia U23 2024, Kata Pelatih Qatar Usai Kalahkan Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas U23 Indonesia Usai Dibekuk Qatar, Bangkit Lawan Australia

Jadwal Timnas U23 Indonesia Usai Dibekuk Qatar, Bangkit Lawan Australia

Timnas Indonesia
Jadwal Leg Kedua 8 Besar Liga Champions 2023-2024, Barcelona Vs PSG, Dortmund Vs ATM

Jadwal Leg Kedua 8 Besar Liga Champions 2023-2024, Barcelona Vs PSG, Dortmund Vs ATM

Liga Champions
Biang Kekalahan Timnas U23 Indonesia dari Qatar

Biang Kekalahan Timnas U23 Indonesia dari Qatar

Timnas Indonesia
Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Man City Pertama, Chelsea 10 Besar Usai Pesta Gol

Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Man City Pertama, Chelsea 10 Besar Usai Pesta Gol

Liga Inggris
Hasil Chelsea Vs Everton: Sensasi 4 Gol Palmer, The Blues Pesta

Hasil Chelsea Vs Everton: Sensasi 4 Gol Palmer, The Blues Pesta

Liga Inggris
Klasemen Piala Asia U23 2024: Qatar Puncaki Grup A Usai Bekuk Indonesia

Klasemen Piala Asia U23 2024: Qatar Puncaki Grup A Usai Bekuk Indonesia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke