JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga pertengahan 2021, kompetisi e-sports di Indonesia masih terus berjalan meski masa pandemi Covid-19 belum usai.
Kompetisi Ladies Series MLBB 2021 baru saja menyelesaikan tahapan musim regulernya pada Minggu (30/5/2021).
Babak reguler berikutnya akan berlangsung hingga Minggu (13/6/2021).
Pada akhir babak itu, enam besar klub akan bersaing untuk mencapai babak playoff.
Di Indonesia, pertumbuhan para pemain e-sports (gamer) terbilang menyentuh angka yang menggembirakan.
Newzoo dalam catatannya menunjukkan, pada 2017, Indonesia mempunyai 43,7 juta gamer.
Lantas, pada 2019 Indonesia tercatat memiliki 52 juta orang yang merupakan gamer.
Indonesia pun masuk sebagai negara peringkat 6 dengan jumlah gamer terbesar di Asia dan peringkat 16 jika di pentas dunia.
Prestasi dan potensi yang besar ini tentu menjadi tanda masa depan yang cerah untuk industri esports Indonesia, setidaknya bisa terlihat di 2021.
Pertumbuhan industri e-sports di Indonesia membuat industri pendukungnya pun ikut menggeliat.
Salah satunya, kata Acer Chairman and CEO Jason Chen adalah industri piranti keras dan lunak komputer.
Banyak vendor komputer yang berlomba-lomba menyasar segmen gaming sebagai fokus pemasaran produk.
Tidak dapat dimungkiri bahwa merek-merek teknologi yang bersaing di industri komputer gaming menggunakan komponen utama sama dalam satu waktu.
Mereka menggunakan produk seperti chipset dan kartu grafis dari Intel, AMD, Nvidia, dan MediaTek.
Agar bisa menonjol dalam kompetisi, merek-merek berusaha untuk tampil unik sehingga bisa menjadi pembeda.
Tampilan unik itu sekaligus memberikan nilai tambah kepada para calon konsumen untuk hijrah menggunakan produk mereka.
Jason Chen mengemukakan bahwa merek yang ia wakilkan itu berusaha untuk menyajikan pengalaman lebih melalui sederet inovasi yang mereka ciptakan.
“Seperti yang Anda bisa lihat bahwa perusahaan-perusahaan komputer menggunakan komponen seperti chip dari pabrikan yang sama. Usaha kami adalah menyatukannya sedemikian rupa demi memberikan pengalaman terbaik,” ujar Jason Chen dikutip dalam sesi wawancara dengan beberapa media internasional.
Jason menerangkan bahwa dari awal misi Acer sudah jelas yaitu menjembatani antara teknologi dan manusia.
Semikonduktor, terang Jason bekerja secara independen.
"Sehingga tugas kami untuk mengkombinasikannya serta memberikan terobosan unik di atasnya," tutur Jason Chen.
"Kami membuat sistem pendingin racikan sendiri yang mampu memberikan kinerja lebih stabil, hingga mempertipis desain produk dengan tetap mempertahankan performa powerful," ucap Jason Chen.
Acer sendiri telah meluncurkan sederet produk dan inovasi terbarunya melalui acara tahunan next@acer yang baru saja dibuka minggu ini dengan membawa tema "New Perspective".
Tidak hanya menjadi perusahaan komputer, kata Jason Chen, Acer turut ingin jadi perusahaan konektivitas.
Mengikuti tren yang sedang berkembang di dunia, Acer mengemukakan ingin menjadi perusahaan yang ikut mengembangkan industri jaringan generasi kelima yaitu 5G.
Salah satu contoh nyatanya adalah melalui kehadiran dongle Predator Connect D5 5G.
Menyasar gamer PC yang mobile, perangkat ini adalah aksesori yang memanfaatkan teknologi jaringan Intel®? Killer ™? melalui port USB 3.1 Type-C.
Selain menyediakan kecepatan 5G dan memungkinkan komputer digunakan sebagai hotspot Wi-Fi 5G, dongle tersebut memprioritaskan alokasi bandwidth dan mengurangi latensi.
"Tujuannya untuk meningkatkan pengalaman bermain game pengguna secara keseluruhan," pungkas Jason Chen.
https://www.kompas.com/sports/read/2021/06/04/13184408/di-masa-pandemi-covid-19-kompetisi-e-sports-tetap-butuh-dukungan