KOMPAS.com - Pelatih terjun payung Indonesia, Naila Novaranti, menerima piagam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas prestasinya menaklukkan tujuh benua.
Dalam piagam MURI, Naila Novaranti ditulis sebagai penerjun perempuan tercepat dan pertama di dunia yang menaklukkan tujuh benua.
Piagam tersebut diserahkan oleh pendiri MURI, Jaya Suprana, kepada Naila Novaranti melalui sebuah konferensi pers virtual, Senin (10/8/2020).
Naila Novaranti berhasil menaklukkan tujuh benua dengan terjun payung dalam kurun waktu satu setengah tahun.
Antartika, wilayah kutub selatan bumi, menjadi benua terakhir yang ditaklukkan Naila Novaranti, Kamis (5/12/2019).
Dalam keterangannya, Naila Novaranti menilai Antartika adalah lokasi yang paling sulit dari enam benua lainnya karena harus melawan dingin.
"Suhu di daratan Antartika saat itu minus 30 derajat dan di atas mencapai minus 50 derajat," kata Naila Novaranti dalam konferensi pers virtual yang juga diikuti Kompas.com.
"Untuk melawan dingin, saya memakai baju hangat dan juga koyo. Saya memakai koyo karena saya orang Indonesia sejati," ujar Naila Novaranti sambil tertawa.
"Kalau menggunakan penghangat biasa tidak mempan. Saya akhirnya memilih memakai koyo berlapis," tutur Naila menambahkan.
Di sisi lain, Jaya Suprana menilai Naila Novaranti telah membanggakan Indonesia terlebih statusnya sebagai penerjun perempuan.
"Penerjun itu sudah luar biasa. Ini Naila adalah penerjun perempuan pertama dan tercepat yang berhasil menaklukkan tujuh benua," ujar Jaya Suprana.
"Rekor ini akan menjadi miliki Naila sampai ada penerjun perempuan lain di dunia yang berhasil menaklukkan lokasi di dunia lebih banyak atau lebih cepat," tutur Jaya Suprana.
Jaya Suprana dalam konferensi pers virtual juga memuji Naila Novaranti karena saat ini menjadi salah satu pelatih terjun payung Komando Pasukan Khusus TNI (Kopassus).
Setelah menaklukkan tujuh benua, Naila Novaranti ingin merasakan terjun di kutub utara untuk melengkapi pencapaiannya.
Naila juga berharap fasilitas terjun payung di Indonesia ke depan semakin baik untuk mendukung para penerjun berprestasi.
"Sampai saat ini wilayah paling utara di dunia masih New York. Ke depan, saya ingin mencoba terjun di kutub utara," ujar Naila Novaranti.
"Penerjun di Indonesia kesulitan berkembang karena fasilitas, terutama pesawat, kurang memadai. Kita harus pinjam dulu untuk bisa mencapai lokasi terjun yang kita inginkan," ucap Naila.
"Terima kasih untuk seluruh penerjun di Indonesia atas dukungan moral dan lainnya. Saya berharap bisa terus membawa nama baik Indonesia melalui terjun payung," ucap Naila Novaranti.
https://www.kompas.com/sports/read/2020/08/10/17300058/terjun-payung-di-7-benua-naila-novaranti-terima-piagam-muri