KOMPAS.com - Arsenal pernah melewatkan kesempatan merekrut legenda sepak bola Brasil, Ricardo Izecson dos Santos Leita atau yang akrab disapa Kaka.
Itu terjadi pada 2001, atau dua tahun sebelum Kaka pindah ke AC Milan.
Bakat olah bola Kaka diendus oleh pemandu bakat magang Arsenal saat itu, Sandro Orlandelli.
Orlandelli, yang merupakan asli Brasil, mendapat tugas untuk mencari pemain-pemain berbakat di Negeri Samba.
Pelatih Arsenal, Arsene Wenger, meminta dia untuk mencari pemain bertipe menyerang.
"Wenger bertanya kepadanya apakah dia tahu ada pemain di Brasil yang mungkin cocok untuk cara bermain Arsenal," tulis The Athletic (7/6/2020).
Orlandelli memikirkannya, lalu memberi Wenger nama penyerang yang menjanjikan dalam tim akademi Sao Paulo.
"Wenger tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya, tetapi bagaimanapun, pemain itu adalah Kaka."
Pertemuan antara Orlandelli dan Wenger itu tanpa berbuah hasil.
Pihak Arsenal masih meragukan reputasi Orlandelli sebagai pemandu bakat magang di klub.
"Saya belum membangun tingkat kepercayaan di klub, orang-orang tidak tahu apakah saya memiliki bakat menjadi pemandu bakat," ucap Orlandelli, diwartakan Daily Mirror.
Sampai pada akhirnya, Kaka hijrah ke AC Milan pada 2003.
Hal itu kemudian membuat Arsenal mulai memercayai Orlandelli.
"Pintu itu terbuka bagi saya. Itu memberi saya kredibilitas. Itu adalah saat orang-orang percaya kerja saya," ucap dia.
Namun, bagaimanapun, nasi telah menjadi bubur. Kaka tidak jadi pindah ke Arsenal.
Kaka sejauh ini menjadi pemain Brasil terakhir yang memenangkan gelar Ballon d'Or.
https://www.kompas.com/sports/read/2020/06/09/12200018/nasi-telah-menjadi-bubur-kisah-arsenal-melewatkan-bakat-kaka-