KOMPAS.com - Pelatih klub sepak bola bukan sekadar juru taktik yang meracik formasi untuk mencapai tujuan klub, biasanya dalam hal ini kemenangan.
Lebih dari itu. Terkadang seorang pelatih juga bisa menjadi seorang motivator di tepi lapangan atau ruang ganti demi memompa semangat tim asuhannya ketika sedang dalam kondisi down.
Tugas ganda itulah yang juga dilakukan Indra Sjafri ketika menangani timnas U19 ataupun timnas U22 Indonesia.
Dalam wawancara eksklusif bersama Kompas.com pada 25 April silam, Indra memang mengaku sering menjadi motivator.
Tak hanya di klub yang ia latih, tetapi juga saat mengisi pelatihan untuk perusahaan-perusahaan yang mengundangnya.
Singkatnya, Indra Sjafri ialah seorang motivator yang ulung. Apalagi, ditambah dengan slogan "Semangat Menolak Menyerah" yang ia ciptakan untuk menemani kariernya.
Selain taktik cerdasnya, jiwa motivatornya mampu membawa skuad Garuda berprestasi.
Di bawah asuhan Indra Sjafri, timnas U19 dan timnas U22 masing-masing menjuarai Piala AFF U19 2013 dan Piala AFF U22 2019.
Terbaru, Indra Sjafri yang kini ditugasi menjadi Direktur Teknik PSSI, mengantarkan timnas Indonesia meraih medali perak SEA Games 2019.
Di Eropa, pelatih berjiwa motivator, salah satunya terdapat pada diri Gian Piero Gasperini.
Dalam wawancara eksklusifnya baru-baru ini bersama Fabrizio Romano yang kemudian dimuat di laman The Guardian (20/5/2020), pelatih Atalanta itu mengaku sering memotivasi para pemainnya di ruang ganti.
"Saya menempatkan sebuah gambar sekumpulan serigala di ruang ganti. Ada kelompok serigala di depan, beberapa di tengah, dan satunya lagi di belakang," ucap Gasperini.
"Yang di depan dapat mengatur langkah. Serigala berikutnya adalah yang terkuat, mereka harus melindungi semua jika mendapat serangan. Yang ada di tengah selalu dilindungi," ujar Gasperini meneruskan.
"Yang terakhir adalah pemimpin dan serigala yang memastikan tidak ada yang tertinggal. Serigala itu membuat semua orang bersatu dan selalu siap untuk ke mana saja, melindungi seluruh kelompoknya."
"Pesannya adalah bahwa seorang pemimpin tidak hanya tinggal di depan, dia mengurus tim dan inilah yang saya inginkan dari pemain saya," tutur Gasperini.
Di bawah Gasperini, Atalanta yang semula menjadi klub diremehkan, menjelma sebagai kekuatan baru di Serie A - kasta tertinggi Liga Italia.
Terbaru, Atalanta mengukir sejarah dengan lolos ke perempat final Liga Champions musim ini. Pertama kali dalam sejarah klub.
"Untuk memberi Anda ide, saya akan menggunakan pepatah China 500 tahun sebelum masehi: 'bertahan membuat Anda tidak terkalahkan, tetapi jika Anda ingin menang, Anda harus menyerang," ucap Gasperini.
"Ini meringkas semangat dan mentalitas yang saya inginkan di tim saya," ujar dia.
Tak hanya Gasperini, pelatih Liverpool Juergen Klopp juga memiliki jiwa motivator dalam dirinya.
Saat itu, Liverpool kalah 0-3 dari Barcelona pada leg pertama semifinal Liga Champions 2018-2019 di Camp Nou.
Usai laga, Klopp kemudian datang ke ruang ganti dengan langkah pasti, semangat, dan senyum lebar.
"Boys, boys, boys!," ujar Klopp saat itu.
"Kita bukan tim terbaik di dunia. Sekarang Anda tahu itu. Mungkin mereka tim terbaik, tetapi siapa yang peduli? Siapa yang peduli!"
"Kita bisa mengalahkan tim terbaik di dunia, ayo kita mulai lagi!," tutur Klopp ditirukan Andrew Robertson, sebagaimana dilansir The Players Tribune.
Benar saja, pada leg kedua, Liverpool 'ngamuk' di Anfield dan membabat Barcelona 4-0. The Reds pun lolos ke final hingga menjadi juara.
Lain lagi dengan cara Jose Mourinho memotivasi pemain. Saat masih menangani Chelsea, Mou bertandang ke markas Fulham, 1 Maret 2014, dalam lanjutan Liga Inggris.
Di ruang ganti, Mou diam seribu bahasa setelah timnya bermain jelek pada babak pertama dan ditahan imbang 0-0.
"Saya tidak berkata satu katapun saat istirahat. Saya diam," kata Mou, dikutip dari The Guardian.
Diamnya Mou membuat para pemain Chelsea berpikir sekaligus bertindak lebih baik pada babak kedua.
Pada laga tersebut, Chelsea akhirnya menang 3-1 lewat tiga gol yang diborong Andre Schurrle. Sementara tuan rumah hanya mampu membalas lewat John Heitinga.
https://www.kompas.com/sports/read/2020/05/22/21000088/indra-sjafri-gian-piero-gasperini-dan-para-pelatih-berjiwa-motivator