Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Susy Susanti di Olimpiade Barcelona 1992, Tak Bisa Tidur dan Kehilangan Nafsu Makan

Kompas.com - 16/02/2020, 15:00 WIB
Farahdilla Puspa,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Nama Susy Susanti tak bisa dipisahkan dari kisah sukses Indonesia di Olimpiade.

Legenda bulu tangkis yang kini menjadi Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI itu menjadi atlet Indonesia pertama yang sukses mendulang medali emas pada ajang multievent terbesar di dunia.

Susy Susanti meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 setelah mengalahkan Bang Soo Hyun (Korea Selatan) dengan skor 5-11, 11-5, 11-3.

Sebagai salah satu pebulu tangkis sukses yang dimiliki Indonesia, Susy Susanti setuju jika meraih juara di Olimpiade tak semudah memenangkan gelar di kejuaraan lain.

Rasa tegang dan tekanan yang luar biasa pasti dirasakan oleh para atlet yang membela negaranya di ajang Olimpiade.

Baca juga: Harapan PBSI Jelang Olimpiade Tokyo 2020

Sama halnya seperti yang dirasakan Susy kala itu.

Mengutip Badminton Indonesia, Susy Susanti mengaku sempat tak bisa tidur dan kehilangan nafsu makan pada malam sebelum laga final.

Besarnya tekanan dan beban yang dia rasakan membuat Susy ingin laga final cepat berlalu.

"Perasaan malam itu mata saya sudah dipejamkan, tapi tetap enggak bisa tidur, otaknya mikir terus," kata Susy Susanti seperti dikutip dari Badminton Indonesia.

"Makan pun dipaksa demi jaga kondisi, padahal enggak nafsu makan sama sekali. Akhirnya malam itu saya cuma makan nasi pakai abon dan ikan asin, sama minum segelas susu," katanya melanjutkan.

Susy pun mengakui ketegangan itu merupakan hal biasa yang pasti dirasakan oleh semua atlet.

Hanya saja, bagaimana atlet itu sendiri yang bisa mengatasinya sehingga tidak mengganggu penampilan di lapangan.

"Mau tidur pun sampai bolak-balik, ke kamar, lalu keluar lagi. Begitu terus sampai tengah malam. Ketegangan ini harus diatasi, jangan sampai merugikan kita, harus bisa diatur," kata legenda berusia 49 tahun itu.

Sebelum bertanding, Susy juga meminta agar dirinya tidak diganggu.

Sebab, menurut Susy, pertemuan atlet dengan banyak orang sebelum bertadning bisa mengganggu persiapan dan konsentrasi atlet itu sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com