Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manchester City Terkena Hukuman FFP, Kenapa PSG Tidak?

Kompas.com - 15/02/2020, 20:40 WIB
Firzie A. Idris

Penulis

KOMPAS.com - Manchester City dijatuhi hukuman berat oleh UEFA. Kubu Manchester Biru dilarang tampil di Liga Champions atau kompetisi antarklub Eropa lain untuk musim 2020-2021 dan 2021-2022 setelah terbukti melakukan pelanggaran Financial Fair Play (FFP).

Hukuman ini dijatuhkan oleh UEFA setelah Badan Kontrol Keuangan Klub-klub UEFA (CFCB) mengeluarkan pernyataan pada Sabtu (15/2/2020) dini hari WIB.

Tertulis bahwa Man City terbukti "menggelembungkan pemasukan sponsor di dalam neraca keuangan mereka dan informasi titik impas yang diserahkan ke UEFA antara 2012 dan 2016".

Selain skorsing tersebut, Manchester City juga diharuskan membayar denda di angka 30 juta uero atau kisaran 445 miliar rupiah.

Baca juga: BREAKING NEWS - Manchester City Dilarang Tampil di Kompetisi Antarklub Eropa Selama Dua Tahun

Pemilik Manchester City, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan dari keluarga penguasa Abu Dhabi, ditemukan telah mengelabui UEFA dengan menyalurkan uang pribadi dalam sponsorship senilai 67,5 juta pound (1,1 triliun rupiah) per tahun maskapai penerbangan Etihad ke Man City.

Sponsorship raksasa ini membuat nama Etihad muncul sebagai sponsor utama di jersey pemain Man City, nama stadion, dan akademi klub.

Dalam pernyataannya, Manchester City mengatakan mereka "kecewa tetapi tidak terkejut" oleh keputusan "penuh prasangka ini".

Mereka pun bakal membawa isu ini ke CAS, Pengadilan Arbitrase Olahraga.

Seorang fans Manchester City membentangkan bendera juara Premier League dan Piala Liga Inggris saat Man City memastikan gelar juara Liga Inggris 2013-2014 di Stadion Etihad, Manchester, pada 11 Mei 2014.KOMPAS.com/Firzie A. Idris Seorang fans Manchester City membentangkan bendera juara Premier League dan Piala Liga Inggris saat Man City memastikan gelar juara Liga Inggris 2013-2014 di Stadion Etihad, Manchester, pada 11 Mei 2014.

Akan tetapi, hukuman yang diterima Man City membuat ke permukaan satu lagi klub yang bangkit dari kesemenjanaan untuk menjadi kekuatan sepak bola Eropa: Paris Saint-Germain.

Hal ini menjadi salah satu pembahasan utama di media raksasa Amerika Serikat, New York Times.

Baca juga: 4 Dampak Buruk yang Bisa Dialami Man City Setelah Adanya Hukuman UEFA

PSG dibeli oleh Qatar Sports Investment, yang dibiayai oleh dompet investasi negara Qatar, pada 2011.

Projek itu merupakan langkah lanjutan dari keberhasilan Qatar memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Qatar ingin membangun sebuah klub yang dapat mencetak keberhasilan seperti Real Madrid dan Manchester United sekaligus membawa nama negara mereka berkibar.

Perjalanan instan PSG rezim Timur Tengah itu mencapai puncaknya pada 2017 saat kubu Paris menggelontorkan 370 juta euro lebih untuk mendatangkan Neymar pada musim panas 2017 lalu Kylian Mbappe pada setahun setelahnya.

Ketika itu, PSG berdalih bahwa mereka mendapatkan dana dari perusahaan-perusahaan raksasa Qatar seperti Ooredoo (Telekomunikasi), Qatar National Bank (Perbankan), dan yang terutama Qatar Toursim Authority.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com