TOKYO, KOMPAS.com - Pada perhelatan Olimpiade Tokyo 2020, pihak penyelenggara menggunakan obor berbahan bakar hidrogen.
Obor yang bakal diarak keliling Jepang itu membawa pesan bahwa Olimpiade Tokyo 2020 adalah ajang yang ramah lingkungan.
Baca juga: Jelang Olimpiade 2020 Tokyo, Atlet Indonesia Lakukan Hal Ini
Mengutip laman Antaranews.com, Senin (27/1/2020), pihak penyelenggara ingin memotong emisi karbon yang dikeluarkan saat pesta akbar olahraga multicabang itu digelar.
Pesan lainnya adalah bahwa Olimpiade Tokyo 2020 adalah peningkat perhatian masyarakat terhadap isu lingkungan.
Baca juga: Jelang Olimpiade 2020 Tokyo, Lalu M. Zohri Ikut 2 Kejuaraan di China
Hidrogen, nantinya, juga akan menjadi bahan bakar kaldron Olimpiade pada upacara pembukaan dan penutupan.
Hidrogen menjadi bahan bakar obor saat arak-arakan melewati Prefektur Fukushima dan Aichi, juga di sebagian wilayah Tokyo.
Sementara itu, perarakan obor di wilayah Jepang lainnya menggunakan bahan bakar gas.
"Semua persiapan Olimpiade Tokyo 2020 secara konsisten mempromosikan konservasi energi," kata pernyataan penyelenggara.
"Kami juga mempromosikan penggunaan energi terbarukan dengan tujuan mendukung terciptanya masyarakat berkarbon netral," imbuh pernyataan itu.
Panitia penyelenggara, selanjutnya, juga menyediakan 500 mobil dengan sel bahan bakar hidrogen selama Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung.
Olimpiade Tokyo 2020 dimulai pada 24 Juli 2020.
Kegiatan akan usai pada 9 Agustus 2020.
Lantas, penyelenggara juga melakukan inovasi memangkas dampak terhadap lingkungan dengan penyediaan kasur dari kardus daur ulang di wisma atlet.
Sebelumnya, penyelenggara sudah mempublikasikan medali Olimpiade berbahan daur ulang komponen elektronik.
Obor Olimpiade Tokyo 2020 juga terbuat dari limbah alumunium.
Pawai obor dimulai di Fukushima pada 26 Maret 2020.
Pawai akan menyusuri seluruh 47 prefektur di Jepang sebelum pergelaran upacara pembukaan Olimpiade di Tokyo.