Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warrix, Jersey Timnas, dan Budaya KW Masyarakat Indonesia

Kompas.com - 24/01/2020, 21:23 WIB
Firzie A. Idris

Penulis

KOMPAS.com - Sejumlah perdebatan terus mengemuka mengenai masuknya Warrix sebagai supplier jersey Timnas Indonesia. Beberapa pro dan kontra masih menyelimuti kehadiran produsen olahraga asal Thailand tersebut.

Warrix muncul untuk menggantikan Nike sebagai penyedia apparel untuk Timnas Indonesia.

Hanya, pihak PSSI hingga awal pekan ini belum memastikan secara resmi bahwa penyedia apparel asal Thailand tersebut bakal menjadi supplier jersey Timnas Indonesia.

Setidaknya, seragam Warrix telah dikenakan oleh para pemain Timnas U19 dan juga Timnas U16 pada laga ujicoba mereka masing-masing selama sepekan terakhir.

Baca juga: Shin Tae-yong Terapkan Teknologi Sport Science di Timnas U19 Indonesia

Kehadiran Warrix memberikan warna baru di dunia jersey Tanah Air setelah timnas Garuda terikat dengan Nike selama satu satu setengah dekade terakhir.

Bagi Budi Frastio, pendiri KJTI (Kolektor Jersey Timnas Indonesia), perubahan apparel ini merupakan hal lazim di dunia jersey termasuk di Tanah Air.

"Yang sedikit membuat perdebatan di kalangan luas kan karena pindahnya ke Warrix, notabene apparel Thailand dan bukan apparel global yang besar," tutur Budi kepada Kompas.com.

Budi Frastio, founder KJTI (Kolektor Jersey Timnas Indonesia) saat berbicara di acara Rojer (Ngobrol Jersey) di Jakarta, 2 September 2019.KOMPAS.com/Firzie A. Idris Budi Frastio, founder KJTI (Kolektor Jersey Timnas Indonesia) saat berbicara di acara Rojer (Ngobrol Jersey) di Jakarta, 2 September 2019.

Ia pun mengangkat perdebatan mengenai kelayakan produsen apparel lokal menyediakan jersey bagi Timnas Indonesia. 

"Orang akan berpendapat bahwa lokal juga bisa. Namun, kembali lagi ke lokal, siap belum dengan pangsa pasar kita yang masih suka beli jersey KW?" lanjutnya.

"Apparel lokal bisa saja menggelontorkan dana besar, tetapi ketika barang mereka dipalsukan kan pasti mereka juga tidak akan balik modal."

Hal serupa juga diutarakan oleh pemerhati jersey ternama Tanah Air, Spidey dari @lokalejersey.

Walau ada beberapa produsen apparel lokal yang bagus, menurutnya kekuatan finansial apparel Indonesia belum mampu memenuhi permintaan federasi.

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong (kanan) berbincang dengan asisten pelatih Indra Sjafri saat seleksi pemain Timnas Indonesia U-19 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (13/1/2020). Sebanyak 51 pesepak bola hadir mengikuti seleksi pemain Timnas U-19 yang kemudian akan dipilih 30 nama untuk mengikuti pemusatan latihan di Thailand.ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong (kanan) berbincang dengan asisten pelatih Indra Sjafri saat seleksi pemain Timnas Indonesia U-19 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (13/1/2020). Sebanyak 51 pesepak bola hadir mengikuti seleksi pemain Timnas U-19 yang kemudian akan dipilih 30 nama untuk mengikuti pemusatan latihan di Thailand.

"Selain itu, dua top brand olahraga yang mungkin mampu secara finansial seperti Specs dan League bukanlah brand dengan fokus di jersey," tutur pria yang selalu mengenakan topeng Spiderman tersebut setiap kali mengulas jersey lokal tersebut.

"Simpelnya, silahkan masuk ke website kedua brand tersebut dan akan mudah sekali beropini bahwa mereka bukan brand yang fokus ke jersey (mungkin lini bisnis jersey tidak bagus karena banyaknya pembajakan)," lanjutnya.

"Melihat Specs yang masih eksis di Liga Indonesia dengan mendukung jersey klub lokal, terlihat tidak banyak teknologi baru jika dirunut selama 5 tahun ke belakang. Jadi kalau mereka yang buat, jerseynya bakal ga keren," tuturnya lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com