KOMPAS.com - Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dengan jangka waktu tertentu.
Berikut ini penjelasan mengenai pengertian dan dampak dari inflasi:
Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum secara terus menerus. Inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat, karena secara rill tingkat pendapatannya juga menurun.
Misalnya, besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 7 persen, sementara pendapatan tetap. Hal itu berarti secara rill pendapatan mengalami penurunan sebesar 7 persen yang akibatnya relative akan menurunkan daya beli sebesar 5 persen.
Pengertian inflasi yang lebih luas lagi banyak ragamnya, dari orang yang memberikan pemahaman secara terbatas sampai dengan yang memberikan pemahaman secara tepat.
Baca juga: Jenis-jenis Inflasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, inflasi dipahami sebagai kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya uang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.
Definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara terus menerus yang mengakibatkan terjadinya penurunan daya beli uang.
Berikut ini adalah akibat-akibat yang ditimbulkan inflasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat antara lain:
Inflasi berdampak terhadap distribusi pendapatan atau equity effect. Dampak inflasi terhadap pendapatan pada umumnya bersifat tidak merata, ada yang mengalami keuntungan dengan adanya inflasi dan ada yang dirugikan.
Dengan demikian, inflasi pada dasarnya seolah-olah bertindak atau berfungsi sebagai pajak bagi seseorang dan merupakan subsidi bagi orang lain.
Oleh karena itu apabila keadaan tersebut tidak diatasi, maka dalam jangka panjang akan semakin memperlebar kesenjangan antara kelompok kaya dengan kelompok miskin.
Baca juga: Inflasi: Konsep, Penyebab, dan Dampaknya
Selain berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat dan rumah tangga perusahaan karena lemahnya daya beli masyarakat, juga berpengaruh terhadap biaya produksi.
Harga-harga faktor produksi akan terus meningkat, sehingga dapat mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi.