KOMPAS.com – Musim kemarau dapat terjadi dalam waktu yang panjang. Namun, tahukah kamu apa akibat dari musim kemarau yang panjang? Akibat musim kemarau panjang bagi lingkungan adalah sebagai berikut!
Baca juga: Dampak Kemarau Panjang bagi Daur Air
Musim kemarau panjang menyebabkan curhan hujan di bawah normal.
Dilansir dari National Geographic, kurangnya curah hujan menyebabkan berkurangnya air tanah, berkurangnya aliran sungai, dan kekurangan air secara umum.
Di mana persediaan air tanah dan air permukaan dapat dapat berkurang secara drastis. Hal tersebut akan membuat manusia dan makhluk hidup lainnya kesulitan mendapatkan air, padahal air adalah keperluan dasar makhluk hidup.
Tanpa adanya air, manusia tidak dapat minum, memasak, mencuci, dan melakukan sanitasi.
Baca juga: Fungsi Air Bagi Kehidupan
Akibat dari musim kemarau yang panjang bagi lingkungan adalah menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Musim kemarau panjang dapat menyebabkan kekeringan.
Dilansir dari National Integrated Drought Information System, kekeringan menyebabkan perubahan kompleks pada aspek biokimia, fisiologis, dan morfologi tanaman, membuat tanaman rentan sakit, sulit beregenerasi, bereproduksi, dan tumbuh.
Jika musim kemarau yang panjang terus terjadi, tanaman dapat mati karena keberadaan air sangat penting bagi kehidupan tumbuhan.
Baca juga: Fungsi Air dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Musim kemarau panjang mengakibatkan hewan kesulitan mendapatkan air.
Hewan yang kekurangan air, perlahan akan menjadi lemah dan terserang berbagai jenis penyakit. Dalam jangka waktu panjang, hewan dapat mati karena kekeringan.
Beberapa hewan dengan kemampuan migrasi, akan meninggalkan daerah yang diterpa kekeringan.
Hal tersebut menyebabkan daerah yang diterpa kemarau tidak memiliki banyak hewan.
Baca juga: Fungsi Air bagi Hewan
Musim kemarau yang panjang menyebabkan berkurangnya ketersediaan pangan. Hal tersebut disebabkan oleh kematian tanaman dan hewan akibat kekeringan.
Daerah yang diterpa musim kemarau panjang tidak memiliki banyak tumbuhan dan hewan yang dapat dimakan, sehingga ketersediaan pangan berkurang.
Dilansir dari World Health Organization, kekeringan meningkatkan risiko penyakit menular seperti kolera, diare, dan radang paru-paru akibat malnutrisi (kekurangan nutrisi) akut, kekurangan sanitasi, dan pengungsian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.